
UNDIP Kembangkan Nano Emas untuk Kosmetik dan Medis, Gandeng Industri Lokal
educare.co.id, Semarang – Riset nanoteknologi di Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali mencatatkan pencapaian signifikan. Laboratorium Laser and Advanced Nanotechnology dikampus tersebut berhasil mengembangkan penggunaan nano emas murni sebagai bahan aktif untuk produk kosmetik dan aplikasi medis. Inovasi ini dipimpin oleh Dr. Eng. Ali Khumaeni dan telah berlangsung intensif selama lima tahun terakhir.
Partikel nano emas yang dikembangkan berukuran sekitar 10 nanometer, memungkinkan penetrasi optimal ke lapisan kulit dan kerja langsung pada tingkat sel. Potensi ini membuka peluang pengembangan dalam berbagai bidang, termasuk perawatan kulit, terapi regeneratif, dan pencitraan medis presisi tinggi.
Sebagai bentuk hilirisasi riset, UNDIP menjalin kerja sama dengan perusahaan kosmetik lokal, Salina Herbal. Kolaborasi tersebut menghasilkan produk serum perawatan kulit yang mengombinasikan nano emas murni dengan ekstrak herbal. Produk ini telah melewati serangkaian uji, mulai dari uji toksisitas, uji klinis awal, hingga kajian in vivo, guna memastikan keamanan dan efektivitasnya.
“Formulasi serum berbasis nano emas ini menunjukkan hasil yang sangat baik dalam mengurangi tanda-tanda penuaan, menenangkan kulit, serta meningkatkan elastisitas dan kelembaban alami kulit,” ujar Dr. Eng. Ali Khumaeni, dalam siaran tertulis undip (30/5). Ia juga menambahkan bahwa dalam uji coba pengguna, produk tersebut terbukti mampu mencerahkan dan memperbaiki tekstur kulit secara bertahap.
Potensi untuk Dunia Medis
Tak hanya untuk keperluan kosmetik, pengembangan nano emas juga diarahkan untuk aplikasi medis. Penelitian menunjukkan bahwa nano emas mampu meningkatkan kualitas visual dalam pencitraan radiologi seperti MRI dan CT-scan tanpa menimbulkan efek toksik sebagaimana zat kontras berbasis iodium.
“Kami sedang mengembangkan aplikasi nano emas sebagai media kontras yang lebih aman untuk pasien dengan kondisi tertentu, termasuk mereka yang memiliki alergi terhadap zat kimia medis konvensional,” jelas Dr. Ali Khumaeni. Ia menambahkan bahwa teknologi ini juga sedang diteliti untuk mendukung penyembuhan luka dan rehabilitasi kulit.
Untuk mendukung implementasi lebih luas, UNDIP telah menyusun peta jalan hilirisasi. Langkah-langkah yang disiapkan meliputi pengembangan lini produk kosmetik lain seperti krim malam, pelembap, dan masker wajah berbasis nano emas; pengajuan paten atas formulasi dan metode produksi; kemitraan produksi industri; serta uji klinis lanjutan dengan rumah sakit. Strategi ini ditujukan untuk membawa produk ke pasar nasional dan internasional.
Selain itu, UNDIP tengah membangun sistem sertifikasi mutu internal bagi riset nanoteknologi agar setiap produk hasil penelitian memenuhi standar industri yang berlaku.Riset Nano Emas Dosen UNDIP: Inovasi Kosmetik Berdampak Nyata Bagi Masyarakat dan Industri
Untuk memperkuat kualitas ilmiah dan memperluas dampak riset, Laboratorium Laser and Advanced Nanotechnology UNDIP juga menjalin kemitraan global dengan sejumlah institusi, termasuk Kyoto University (Jepang), Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Malaya, dan lembaga riset di Timur Tengah.
Kerja sama tersebut meliputi pertukaran peneliti, pemanfaatan peralatan berstandar internasional seperti TEM, SEM-EDX, XRD, FTIR, serta pengembangan teknologi Laser-Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) untuk aplikasi di bidang pertanian dan kesehatan.
Komitmen UNDIP terhadap riset terapan ditunjukkan melalui inovasi nano emas ini, yang membuktikan bahwa hasil penelitian akademik dapat diubah menjadi solusi praktis bagi masyarakat. Kolaborasi dengan industri serta penekanan pada aspek keamanan menjadi fondasi penting menuju kemandirian inovasi nasional.
Langkah ini juga sejalan dengan semangat “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat” yang menekankan pentingnya sains yang berintegritas dan berdampak luas.