Dosen UNAIR Ingatkan Bahaya Gastritis Akibat Konsumsi Jangka Panjang Obat Anti-Inflamasi

EduNews

educare.co.id, Surabaya – Penyakit gastritis masih menjadi salah satu gangguan pencernaan yang perlu diwaspadai masyarakat, terutama karena dapat dipicu oleh konsumsi jangka panjang obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID). Hal ini disampaikan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Willy Sandhika, dr., M.Si., Sp.PA(K), dalam keterangannya pada Jumat (9/5/2025).

Menurutnya, penggunaan obat anti-inflamasi seperti aspirin dan diclofenac secara terus-menerus dapat merusak lambung dan meningkatkan risiko terjadinya gastritis.

“Konsumsi jenis obat-obatan anti nyeri, seperti aspirin, diclofenac atau obat anti inflamasi non-steroid (NSAID) lainnya bisa meningkatkan risiko gastritis atau membuatnya semakin parah. Efek samping dari jenis obat NSAID bisa berdampak pada kerusakan saluran cerna yang disebabkan karena mekanisme dan bahan-bahan yang terkandung dalam obat anti nyeri,” ungkapnya.

Gastritis sendiri adalah kondisi peradangan pada mukosa lambung atau selaput lendir lambung. Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis: akut, yang berkembang secara tiba-tiba, dan kronis, yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

Dr. Willy menjelaskan bahwa NSAID dapat mengganggu kerja enzim penting dalam lambung.

“Bahan-bahan yang ada dalam obat anti nyeri disebut bisa menghambat enzim cyclo-oksigenase (COX) pada lambung yang berfungsi dalam mekanisme nyeri serta pertahanan lapisan mukosa lambung yang mana dapat berakibat erosi pada mukosa lambung. Selain itu, obat ini dapat menghambat enzim COX-1 dan COX-2, yang berperan dalam produksi prostaglandin yang berfungsi melindungi lambung,” jelasnya.

Selain memperburuk kondisi lambung, penggunaan NSAID dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang, terutama pada kelompok usia lanjut atau yang memiliki riwayat tukak dan perdarahan lambung, juga meningkatkan risiko komplikasi yang lebih serius pada saluran pencernaan. Risiko ini bisa semakin tinggi jika NSAID dikonsumsi bersamaan dengan kortikosteroid.

Untuk mengatasi masalah ini, Dr. Willy menekankan pentingnya edukasi publik mengenai efek samping penggunaan obat anti-inflamasi, terlebih karena banyak masyarakat yang terpengaruh oleh iklan dan promosi obat penghilang nyeri.

“Saran yang dapat saya berikan yaitu gunakan obat topikal seperti kompres, koyo, bobok dan minyak gosok untuk menangani masalah nyeri otot dan sejenisnya. Masyarakat perlu memahami efek samping penggunaan NSAID serta waspada karena masih ada oknum yang mencampur obat anti inflamasi pada jamu, sehingga menimbulkan efek yang lebih cepat,” ungkapnya.

Melalui edukasi yang tepat, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memilih dan menggunakan obat, terutama yang berkaitan dengan penanganan nyeri jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *