Sukses Gelar Lima Sesi Visiting Professor Sekolah Vokasi Undip dan Kyushu International College
Sekolah Vokasi (SV) Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menyelesaikan gelaran Lima Sesi Visiting Professor bersama Prof. Fumihiro Takase dari The Japanese Red Cross Kyushu International College. Kegiatan yang dilaksanakan September sampai pekan ketiga November 2021 tersebut selain diikuti para mahasiswa dan dosen, juga mendapat atensi berbagai pihak yang memiliki perhatian terhadap perkembangan bahasa vokasional.
Rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memperluas wawasan dan pengalaman para dosen dan mahasiswa dilakukan memakai standar WCU (World Class University) yang mensyaratkan pertemuan program visiting professor minimal dilakukan selama 10 jam pertemuan. Karena itu, SV Undip membuat lima sesi kegiatan dimana masing-masing sesi berlangsung selama dua jam. Dan, masing-masing sesi mengangkat tema yang berbeda-beda, sehingga cakupan bahasan yang diberikan menjadi bervariasi dan menarik untuk diikuti.
Pada sesi pertama, kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini mengusung tema “Intercultural Understanding”; di sesi kedua mengangkat tema “Culture Shock in Japan“; ketiga dan keempat dilaksanakan sekaligus pada 5 November 2021 mengangkat tema “Communication, lifestyle, and work in Japan.” Sebagai penutup rangkaian kegiatan, visiting professor sesi kelima mengangkat tema “Learning and Teaching Foreign Language Through Movie“. Rangkaian kegiatan tersebut setiap sesinya diikuti sedikitnya 300 partisipan.
Ketua Program Studi Bahasa Asing Terapan Sekolah Vokasi Undip, Sriwahyu Istana Trahutami, S.S., M.Hum., mengatakan dipilihnya Profesor Fumihiro Takase karena pertimbangan yang bersangkutan adalah pakar bahasa Inggris untuk orang Jepang sehingga penyampaiannya memakai dua bahasa, yakni bahasa Jepang dan Inggris. “Ini relevan dengan Program Studi Bahasa Asing Terapan Sekolah Vokasi Undip yang memiliku dua bidang studi, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang,” kata Sriwahyu Istana Trahutami, Jumat (19/11/2021).
Disebutkan, Prof. Takase adalah seorang penterjemah handal yang banyak menerjemahkan buku, script film, dan karya lain penting lain dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang. Peran penterjemah di Jepang sendiri diakui sangat penting dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negeri matahari terbit. Di Jepang, banyak penterjemah yang masuk dalam spesialisasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bahasa asing vokasional.
Prodi Bahasa Asing Terapan SV Undip saat ini memiliki dua konsentrasi, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Namun mahasiswa Program Bahasa Jepang juga diwajibkan belajar Bahasa Inggris, begitu sebaliknya. Dalam waktu dekat, akan masuk program pilihan Bahasa Korea.
Menurut dia, secara mendasar ada perbedaan program bahasa asing terapan dengan program bahasa dan sastra asing di program sarjana. Di sekolah vokasi pengajaran bahasa difokuskan pada kebutuhan sektor, sehingga ada mata kuliah Bahasa Inggris atau Jepang Bahasa untuk hospitality, penerjemahan, pariwisata, dan bisnis yang di dalamnya juga mencakup bahasa untuk kebutuhan industri. “Di sekolah vokasi tak diajarkan sastra dan pengetahuan linguistik, meski empat standar kemampuan berbahasa yang meliputi menyimak, membaca, berbicara dan menulis tetap dipenuhi,” ujarnya.
Sementara itu Dekan Sekolah Vokasi Undip, Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si., berharap dari kegiatan-kegiatan tersebut disamping menambah kompetensi mahasiswa, juga bisa mendorong dan mempercepat terbentuknya Vocational Language Center (VLC). Saat ini dari aspek program, sistem dan kurikulum serta sumber daya manusia, VLC sudah siap, namun masih memerlukan prasarana fisik agar bisa dilakukan secara optimal.
Keberadaan VLC juga diharapkan bisa menjadi Teaching Industry untuk praktek pembelajaran berbagai bahasa vokasional yang spesifik guna mempersiapkan para mahasiswa untuk memasuki dunia kerja yang makin besar tantangannya. (tim humas)