Kolaborasi Pendidikan dan Lingkungan: Kemendikdasmen dan KLH Tandatangani MoU di Bali

EduNews

Bali (educare.co.id) – Upaya menjaga kelestarian lingkungan mendapat dorongan baru dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Acara tersebut berlangsung dalam rangkaian kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta, Bali, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, serta Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.

MoU ini menitikberatkan pada peningkatan jumlah dan kualitas sekolah Adiwiyata, yakni sekolah yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam setiap aktivitasnya. Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan, “Pendidikan dasar adalah fondasi penting untuk membentuk generasi yang mencintai alam dan peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kerja sama ini akan mendorong terciptanya budaya bangsa yang berwawasan lingkungan dan beradab.”

MoU ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan materi akademis tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang terampil dalam pengelolaan sampah sejak dini.

Dalam sambutannya, Menteri Mu’ti menekankan pentingnya menangani masalah sampah dari hulu dengan pendekatan berbasis pendidikan. “Membersihkan sampah itu penting, tetapi lebih penting lagi menanamkan cinta lingkungan dan budaya hidup bersih sejak dini. Guru memiliki peran besar dalam memberikan pencerahan kepada siswa agar senantiasa hidup bersih dan sehat,” ujarnya, dikutip dalam laman Kemdikbud (7/1).

Sementara itu, Menteri Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa persoalan sampah laut, yang 80% berasal dari daratan, perlu ditangani dari sumbernya. Ia juga menegaskan bahwa paradigma pengelolaan sampah harus bergeser dari penanganan di tempat pembuangan akhir menuju pengelolaan di tingkat hulu.

Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta menjadi bagian dari komitmen nyata dalam implementasi kerja sama ini. Sebanyak 2.115 peserta, termasuk siswa, komunitas, dan penggiat lingkungan, terlibat dalam kegiatan ini. Mereka bekerja di 10 zona sepanjang dua kilometer, memungut dan memilah sampah.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, memperkuat strategi pengelolaan sampah, dan menjadi langkah konkret dalam penanganan sampah laut di Bali. Harapan kami, Bali dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah laut,” tambah Hanif.

Komitmen ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. MoU ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menciptakan generasi muda yang peduli lingkungan dan meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata di Indonesia.

“Dengan kolaborasi ini, kita dapat memastikan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,” ucap Menteri Mu’ti.

Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam mengintegrasikan pendidikan dan aksi nyata dalam pengelolaan lingkungan. “Mari kita bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” pungkas Mendikdasmen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *