
Kemenpora dan Komdigi Berikan Pelatihan Kerja untuk Pemuda Agar Terhindar Judi Online
Jakarta (educare.co.id) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus memberdayakan generasi muda melalui pelatihan kerja sebagai upaya mencegah keterlibatan mereka dalam judi online (judol). Dalam langkah strategis ini, Kemenpora menggandeng sejumlah pihak, termasuk lembaga pemerintah dan swasta, untuk bersama-sama mengatasi masalah pengangguran.
“Masalah pengangguran itu bukan masalah dari satu lembaga dan lembaga lain tutup mata. Kita harus bersama mengatasi masalah tersebut dengan kolaborasi dengan berbagai pihak baik itu lembaga pemerintah maupun swasta,” ucap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, dikutip dalam laman kemenpora (7/1).
Kemenpora menggarisbawahi pentingnya pelatihan kerja gratis untuk pemuda dan disabilitas dari keluarga kurang mampu, agar mereka memiliki keterampilan yang kompetitif.
“Pendidikan ini harus diberikan kepada individu dari latar belakang yang kurang beruntung. Diharapkan mereka dapat meningkatkan taraf hidup, berdaya, dan mandiri secara ekonomi,” kata Menpora Dito.
Menpora berharap para pemuda yang saat ini kurang beruntung dalam ekonomi tidak putus harapan. Dia ingin pemuda tidak terjebak dan terpengaruh bujuk rayu dari judi online yang malah membawa mereka ke dalam masalah ekonomi yang lebih besar.
“Kita ingin bersama melindungi harapan, dan cita-cita masyarakat Indonesia untuk bisa mendapat kehidupan yang lebih baik, serta memiliki kesempatan berkarir secara profesional tanpa bayang-bayang judi online,” ujarnya.
Senada dengan itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, menekankan pentingnya pelatihan kerja untuk memutus siklus kemiskinan yang sering menjadi sasaran judi online.
“Judi online ini menyasar kalangan masyarakat bawah yang kurang secara ekonomi. Mereka ‘dijanjikan’ untung besar dengan bermain judol namun akhirnya uang mereka habis dan ekonomi semakin terpuruk,” kata Menteri Komdigi Meutya Hafid.
Sebagai bagian dari program ini, Kemenpora berkolaborasi dengan Komdigi dan Kitabisa.org melalui inisiatif Teach4Hope. Program ini akan mengirimkan 40 peserta terpilih, berusia 17 hingga 40 tahun, untuk mengikuti pelatihan di dua lokasi. Sebanyak 10 peserta akan mengikuti Kelas Barberman di Yogyakarta, sementara 30 peserta lainnya akan mengikuti Kelas Admin Disabilitas dan Sales di Jakarta.
Program Manager Teach4Hope, Tri Umi Asni, menjelaskan bahwa peserta pelatihan berasal dari berbagai latar belakang, seperti tulang punggung keluarga, yatim, dhuafa, hingga penyandang disabilitas.
“Kami percaya potensi hebat ada di mana saja, termasuk dari teman-teman dengan background apapun itu. Semoga lewat kegiatan ini, peserta pelatihan dapat meningkatkan skill dan kemampuan agar mendapat kesempatan kerja serta kehidupan yang lebih baik”, ujar Tri Umi Asni.
Beasiswa pelatihan kerja ini akan terdiri dari 3 fase, yakni
- Fase Pelatihan Kelas selama satu bulan (Desember 2024 – Januari 2025) dengan total 24 sesi.
- Fase Magang selama dua bulan (Januari – Februari 2025) di bawah bimbingan fasilitator dan mentor.
- Fase Monitoring dan Evaluasi (MONEV) selama sembilan bulan (Maret – Desember 2025) untuk memastikan keberhasilan program.
Melalui program ini, Kemenpora optimistis mampu memberikan peluang baru bagi pemuda Indonesia untuk berkembang dan mandiri secara ekonomi, jauh dari jeratan judi online.