DPD RI Apresiasi Peran Tim Muhibah Angklung dalam Pelestarian Budaya Indonesia yang Berkelanjutan

EduNews

educare.co.id, Bandung – Dalam rangka mendukung upaya pelestarian budaya Indonesia, Tim Muhibah Angklung yang merupakan kelompok penggiat seni tradisional kembali mendapatkan penghargaan dari Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Tim ini diakui atas perjuangan gigihnya dalam memperkenalkan dan melestarikan angklung, alat musik tradisional yang sudah mendunia, di berbagai negara. Apresiasi ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi mereka dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia di tingkat global.

Penghargaan DPD RI untuk Tim Muhibah Angklung

Dalam kunjungan reses di Bandung, Minggu (10/11/2024), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, melalui Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Jawa Barat, Agita Nurfianti, bertemu dengan “pahlawan” seni dan budaya Indonesia, Tim Muhibah Angklung. Tim itu terus mengharumkan nama Indonesia melalui misi budaya internasional meski dengan tantangan finansial yang berat.

“Tim Muhibah Angklung telah menunjukkan semangat dan komitmen yang luar biasa dalam melestarikan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Angklung, sebagai warisan budaya dunia, membutuhkan upaya kolektif agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang. Kami di DPD RI sangat mengapresiasi perjuangan mereka,” ungkap Ketua DPD RI dalam sambutannya.

Sejarah dan Peran Angklung dalam Budaya Indonesia

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyangkan. Musik yang dihasilkan memiliki suara khas yang merdu dan harmonis. Angklung telah digunakan dalam berbagai upacara adat, pertunjukan seni, hingga sebagai alat musik dalam pendidikan musik di sekolah-sekolah.

Pada tahun 2010, UNESCO secara resmi menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia, yang semakin memperkuat posisi angklung sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab bersama, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun organisasi yang memiliki perhatian terhadap pelestarian budaya.

Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana M. Syuhada, menjelaskan bahwa tim telah melaksanakan misi budaya di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Australia, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Pada 2024, mereka tampil di Portugal, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, memperkenalkan budaya Indonesia dengan musik angklung yang diiringi tarian tradisional dari berbagai daerah seperti Batak, Minangkabau, Betawi, Bali, dan Papua.

Perjuangan Tim Muhibah Angklung

Tim Muhibah Angklung, yang terdiri dari para musisi dan penggiat seni budaya, telah melakukan berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri untuk mengenalkan angklung. Mereka tidak hanya tampil di dalam negeri, tetapi juga mengadakan pertunjukan di negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa. Melalui penampilan mereka, Tim Muhibah Angklung tidak hanya mempertunjukkan keindahan angklung, tetapi juga mengedukasi audiens internasional tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik tradisional tersebut.

Selain itu, mereka juga terlibat dalam berbagai workshop dan pelatihan angklung di sekolah-sekolah dan universitas di luar negeri. Tim ini berharap dengan mengenalkan angklung secara langsung kepada generasi muda di berbagai negara, mereka dapat menjaga dan mengembangkan minat terhadap budaya Indonesia di masa depan.

Peran DPD RI dalam Pelestarian Budaya

DPD RI sebagai lembaga yang mewakili daerah-daerah di Indonesia sangat mendukung upaya pelestarian budaya tradisional. Selain memberikan apresiasi kepada Tim Muhibah Angklung, DPD RI juga telah menginisiasi berbagai program untuk mempromosikan budaya Indonesia di dunia internasional. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DPD RI berkomitmen untuk memastikan bahwa kebudayaan Indonesia tidak hanya dipelihara di dalam negeri, tetapi juga dikenalkan di panggung dunia.

“Pemberian penghargaan ini merupakan salah satu langkah kami untuk memberi semangat kepada kelompok seni lainnya agar terus berinovasi dalam melestarikan budaya. Kami berharap lebih banyak lagi anak bangsa yang mengedepankan budaya sebagai bagian dari identitas nasional kita,” tambah Ketua DPD RI.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun telah memperoleh pengakuan internasional, tantangan dalam pelestarian angklung dan budaya Indonesia secara umum masih besar. Globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat dapat menjadi ancaman terhadap keberlanjutan tradisi budaya yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga budaya untuk memastikan bahwa warisan budaya seperti angklung tetap relevan dan dapat diterima oleh generasi muda.

Maulana mengungkapkan bahwa tim masih menghadapi kendala finansial besar, dengan tunggakan sebesar Rp850 juta. Biaya paling besar berasal dari tiket pesawat, yang harus mereka hemat dengan melakukan perjalanan darat berisiko. “Kami bahkan pernah menyeberangi salah satu padang pasir terbesar di dunia menggunakan bus untuk menghemat biaya,” kenangnya.

Tim Muhibah Angklung berharap bahwa dengan adanya apresiasi ini, mereka bisa terus mengembangkan program-program yang lebih inovatif untuk mengenalkan angklung dan budaya Indonesia lainnya ke seluruh dunia. Mereka juga berharap semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pelestarian budaya, agar tidak hanya angklung, tetapi juga kekayaan budaya lainnya dapat tetap terjaga dan berkembang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *