Eksistensi Seni Wayang: Kolaborasi Seluruh Pemangku Kepentingan Sebagai Kunci Keberlanjutan

EduNews

educare.co.id, kabupaten klaten – Seni wayang, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2003, adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang penuh makna dan nilai sejarah. Dari wayang kulit hingga wayang golek, seni ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sarana pendidikan, pembentukan karakter, dan penghubung antar generasi. Namun, di tengah pesatnya perkembangan zaman, eksistensi seni wayang menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan—termasuk pemerintah, masyarakat, seniman, akademisi, dan dunia usaha—menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan seni wayang di masa depan.

Hari Wayang Nasional yang ditetapkan pemerintah merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2018, diperingati setiap tanggal 7 November. Peringatan ini menjadi momentum penting dalam pelestarian wayang sebagai Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) pada tahun 2008.

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah itu menjadi gambaran bahwa pelestarian wayang sejatinya menitikberatkan pada upaya untuk mempelajari wayang itu sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan Direktur UNESCO Office Jakarta, Makki Katsuno Hayashikawa. “Hari ini adalah hari yang istimewa, memungkinkan saya untuk benar-benar tenggelam dalam budaya Indonesia yang kaya dan semarak, tidak hanya menikmati visual dan suara, tetapi juga belajar tentang filosofi dan sejarah Wayang dan Gamelan,” ujarnya sesaat setelah menyaksikan pertunjukan wayang di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karangnom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (7/11).

Menjaga Relevansi Wayang di Era Modern

Wayang telah ada sejak ratusan tahun lalu dan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Seiring dengan globalisasi dan dominasi media digital, seni tradisional seperti wayang seringkali terpinggirkan oleh budaya populer. Generasi muda, yang semakin terpikat oleh teknologi dan hiburan modern, dapat kehilangan minat terhadap tradisi seni yang telah ada sejak zaman kerajaan.

Namun, meskipun tantangan besar menghadang, seni wayang masih memiliki potensi untuk berkembang, terutama jika ada kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Hal ini penting untuk menjaga relevansi seni wayang agar tetap dihargai dan dicintai oleh generasi muda tanpa kehilangan nilai tradisionalnya.

Peran Pemerintah dalam Pelestarian Seni Wayang

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan seni wayang. Tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator dan penyedia dukungan finansial. Melalui kebijakan yang mendukung pendidikan seni dan budaya, pemerintah dapat memastikan bahwa seni wayang menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, serta menjadi topik riset di perguruan tinggi.

Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan penghargaan kepada para seniman wayang yang berprestasi, serta mengadakan festival atau pertunjukan wayang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya seni ini. Salah satu contoh yang telah dilakukan adalah penyelenggaraan Festival Wayang Dunia yang menghadirkan wayang dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lain.

Peran Masyarakat dan Seniman dalam Pelestarian Wayang

Direktur UNESCO Office Jakarta, Makki Katsuno Hayashikawa, berterima kasih atas keramahtamahan masyarakat Klaten. “Saya banyak belajar tentang gamelan dan wayang termasuk (memahami) bagaimana kedua menjadi warisan budaya takbenda. Ini pengalaman yang unik di mana saya bisa berkunjung langsung ke tempat pembuatannya. Dengan demikian saya tahu dan dapat mengalami langsung bagaimana budaya ini dibangun dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, generasi muda, komunitas masyarakat, sehingga tradisi ini bisa diwariskan secara turun temurun ke generasi berikutnya,” terang Makki.

Masyarakat dan seniman juga memegang peran kunci dalam eksistensi seni wayang. Seniman wayang, sebagai pihak yang langsung terlibat dalam praktik seni, harus terus berinovasi tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional yang melekat pada seni ini. Salah satu bentuk inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan wayang dengan unsur-unsur seni modern, seperti musik kontemporer atau multimedia, agar lebih mudah diterima oleh generasi muda.

Selain itu, masyarakat harus aktif dalam mendukung dan mengikuti pertunjukan wayang, baik yang diselenggarakan di ruang publik maupun melalui platform digital. Dengan memberikan perhatian lebih terhadap seni wayang, masyarakat tidak hanya menjaga kelangsungan budaya, tetapi juga memberikan apresiasi terhadap para seniman yang telah mengabdikan hidupnya untuk melestarikan tradisi ini.

Kolaborasi Akademisi dalam Penelitian dan Pengembangan

Akademisi memiliki peran penting dalam mengkaji dan mengembangkan seni wayang. Melalui penelitian dan publikasi ilmiah, akademisi dapat mengungkapkan nilai-nilai filosofi, sejarah, dan pesan moral yang terkandung dalam setiap pertunjukan wayang. Selain itu, mereka dapat membantu menyusun kurikulum yang menyisipkan pelajaran tentang seni wayang di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Kolaborasi antara seniman wayang dan akademisi juga dapat menghasilkan kajian baru tentang perkembangan seni wayang di era digital, serta potensi pemanfaatannya dalam konteks global. Penelitian ini penting untuk merumuskan strategi pelestarian seni wayang yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

Peran Dunia Usaha dalam Mendukung Seni Wayang

Di luar pemerintah dan masyarakat, dunia usaha juga memiliki peran dalam mendukung pelestarian seni wayang. Perusahaan-perusahaan besar, terutama yang bergerak di bidang pariwisata, hiburan, dan media, dapat berkontribusi dengan mendanai acara atau produksi seni wayang, serta menyediakan platform untuk menampilkan pertunjukan wayang secara lebih luas.

Selain itu, perusahaan juga dapat menjalin kemitraan dengan kelompok seni wayang untuk menciptakan program CSR (Corporate Social Responsibility) yang mendukung pelestarian budaya lokal. Salah satu contoh yang baik adalah melalui sponsor acara seni budaya, produksi film atau dokumentasi tentang seni wayang, dan bahkan promosi wayang di luar negeri.

Kolaborasi untuk Masa Depan Wayang

Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, seniman, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha—merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa seni wayang tetap hidup dan berkembang. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada penyelenggaraan festival atau pertunjukan, tetapi juga mencakup upaya untuk memperkenalkan seni wayang dalam berbagai bentuk media, seperti film, video game, dan aplikasi digital.

Teknologi digital, yang sering dianggap sebagai tantangan bagi seni tradisional, justru dapat menjadi alat untuk memperkenalkan wayang kepada dunia dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Misalnya, pembuatan film animasi atau aplikasi edukasi yang mengangkat cerita wayang dapat memperkenalkan seni ini kepada audiens global yang lebih luas, sekaligus memberikan apresiasi terhadap budaya Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *