Antusiasme Siswa SD Jepang: Menyelami Seni Angklung dan Membatik di SRIT Tokyo

EduNews EduSchool

educare.co.id, Tokyo –  Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) menerima kunjungan 80 siswa sekolah Kelas III Sekolah Dasar (SD) Dai-ichi-hino sebanyak 80 siswa  disertai Kepala Sekolah dan guru pada Selasa (23/10). Pada hari yang cerah di SRIT Tokyo, suasana penuh keceriaan menyelimuti kelas-kelas ketika siswa-siswa Sekolah Dasar Jepang berkumpul untuk belajar dua seni budaya Indonesia yang kaya: angklung dan membatik. Kegiatan ini bukan hanya sekadar pelajaran, tetapi juga jembatan antara budaya yang mempererat hubungan antarnegara.

“Kegiatan ini bertujuan untuk saling mengenal budaya Indonesia dan Jepang,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Amzul Rifin. Selain Atdikbud, kegiatan ini dihadiri juga oleh Kepala SRIT, Ari Driyaningsih; Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Tokyo, Iqbal Mohammad Amrullad; serta Atase Perdagangan KBRI Tokyo, Merry Astrid Indriasari yang juga selaku Ketua Komite Sekolah beserta para guru dan orang tua siswa SRIT.

Memperkenalkan Angklung

Angklung, alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak Jepang. Dengan bimbingan instruktur yang berpengalaman, mereka belajar cara memainkan angklung secara berkelompok. Suara merdu yang dihasilkan ketika angklung dimainkan bersama-sama menciptakan keharmonisan yang menggembirakan.

Siswa-siswa dengan antusias mengikuti instruksi, meskipun awalnya banyak dari mereka yang belum pernah melihat atau mendengar angklung sebelumnya. Ketika mereka berhasil memainkan lagu-lagu sederhana, sorak-sorai kegembiraan memenuhi ruangan. Melalui angklung, mereka tidak hanya belajar musik, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kebudayaan Indonesia.

Menggali Seni Membatik

Setelah sesi angklung, siswa-siswa beralih ke seni membatik, sebuah teknik pewarnaan kain yang berasal dari Indonesia. Mereka diberikan kesempatan untuk menciptakan pola-pola mereka sendiri menggunakan malam (lilin) dan pewarna alami. Dengan penuh perhatian, anak-anak mulai menggambar dan menciptakan desain unik di atas kain.

Proses membatik ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga mengajarkan mereka tentang kesabaran dan ketelitian. Setiap siswa tampak sangat bersemangat melihat hasil karya mereka. Kegiatan ini menjadi momen berharga untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang seni dan budaya masing-masing.

Membangun Jembatan Budaya

Kegiatan ini diadakan sebagai bagian dari program pertukaran budaya yang bertujuan memperkenalkan seni dan tradisi Indonesia kepada generasi muda di Jepang. Dengan belajar angklung dan membatik, siswa-siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga memperluas wawasan mereka tentang dunia.

Antusiasme dan semangat belajar mereka mencerminkan pentingnya pendidikan multikultural di era globalisasi saat ini. Program ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan rasa hormat dan pengertian terhadap budaya lain, yang sangat diperlukan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.

Kesimpulan

Kegiatan belajar angklung dan membatik di SRIT Tokyo menunjukkan bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Dengan semangat dan rasa ingin tahu, siswa-siswa SD Jepang telah mengambil langkah penting dalam menjelajahi budaya Indonesia. Harapan ke depan adalah agar lebih banyak kegiatan seperti ini dapat diadakan, memperkaya pengalaman belajar mereka dan memperkuat hubungan antara Jepang dan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *