Wisuda UNAIR Periode 245: Alfian Andhika, Tunanetra Pertama yang Raih Gelar S2

EduNews EduSchool

Surabaya (educare.co.id) – Wisuda Universitas Airlangga (UNAIR) periode 245 menjadi momen mengharukan bagi Alfian Andhika Yudhistira, mahasiswa tunanetra pertama di UNAIR. Pada prosesi yang berlangsung di Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR-C, Minggu (22/12/2024), Alfian resmi meraih gelar Magister Kebijakan Publik.

Dalam pidatonya, Alfian mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas pencapaian ini. Ia berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukungnya selama menempuh pendidikan. “Meskipun saya tunanetra pertama, saya merasa diperlakukan baik sekali di UNAIR selama saya berkuliah. Saya jarang mendapat pendamping dari luar kelas karena teman-teman sekelas saya sudah bisa menjadi pendamping.” ungkapnya, dikutip dalam laman unair (27/12).

Meski memiliki keterbatasan, Alfian menunjukkan tekad besar untuk menimba ilmu. Ia berhasil menuntaskan studi S2 dan menjadi anggota pertama keluarganya yang menyelesaikan pendidikan hingga jenjang magister. “Saya tunanetra satu-satunya di keluarga. Saya anak keempat, tapi yang pertama S2. Ibu saya ibu rumah tangga dan bapak saya tukang tambal ban, tetapi saya bangga menjadi bagian dari mereka,” ujar Alfian.

Harapan untuk Indonesia yang Lebih Inklusif

Sebelum melanjutkan pendidikan S2 Kebijakan Publik, Alfian menyelesaikan studi S1 di Program Studi Antropologi FISIP UNAIR. Dengan keilmuan yang diperoleh dari dua jenjang pendidikan tersebut, ia berharap dapat berkontribusi untuk menciptakan Indonesia yang lebih inklusif. “Saya berterimakasih sudah diberi kesempatan untuk S1 Antropologi dan S2 Kebijakan Publik. Semoga dengan ilmu budaya dan kebijakan yang saya miliki, kedepan saya dapat berkontribusi lebih banyak untuk membuat Indonesia yang lebih inklusif.”

Saat ini, Alfian aktif mengampanyekan isu-isu disabilitas melalui media sosial. Ia ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung kelompok berkebutuhan khusus. “Yang saya lakukan saat ini adalah bagaimana saya menularkan isu-isu disabilitas melalui sosial media dan itu harus dilakukan dengan bahagia. Disabilitas itu harus bahagia,” ungkapnya.

Dalam akhir pidatonya, Alfian mengajak semua hadirin untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Menurutnya, kontribusi dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama tujuan utamanya sama. “Semoga kita bersama-sama menjadi insan yang excellent with morality dan bisa berkontribusi pada negara dengan apa yang kita miliki,” pungkas Alfian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *