
Meningkatkan Kualitas PAUD di Asia Tenggara, SEAMEO CECCEP Luncurkan Tiga Inisiatif Baru
Jakarta (educare.co.id) – Anak-anak adalah kunci pembangunan bangsa di masa depan. Sebagai generasi penerus, mereka perlu dipersiapkan secara optimal sejak usia dini. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Early Childhood Care and Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), meluncurkan tiga inisiatif penting yang didukung oleh Tanoto Foundation.
Peluncuran ini berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (19/12). Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa kebijakan wajib belajar 13 tahun merupakan arah kebijakan yang sangat penting untuk membangun generasi Indonesia yang tangguh dan berkualitas.
“Banyak sekali penelitian yang menunjukkan betapa anak-anak yang memiliki pengalaman belajar di PAUD baik PAUD formal di taman kanak-kanak maupun PAUD nonformal di kelompok bermain bahkan penitipan anak memiliki kemampuan dan juga memiliki ketahanan mental, intelektual, dan sosial yang lebih tinggi untuk mereka sukses dalam pendidikan di jenjang yang ada di atasnya,” ucap Menteri Mu’ti dalam sambutannya, dikutip dalam laman resmi Kemdikbud (27/12).
Tiga Inisiatif Baru untuk PAUD
Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany, menyampaikan bahwa tiga inisiatif utama ini dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Asia Tenggara. Ketiga inisiatif tersebut adalah:
- Risalah Kebijakan dan Laporan Pemetaan Layanan PAUD di Asia Tenggara
Dokumen ini menyediakan analisis komprehensif tentang praktik Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) di wilayah Asia Tenggara. Laporan ini berisi rekomendasi berbasis bukti untuk meningkatkan koordinasi lintas sektoral, inklusivitas, dan keberlanjutan layanan PAUD. - Modul Transisi PAUD ke SD bagi Orang Tua
Modul ini membantu orang tua mempersiapkan anak menghadapi transisi ke sekolah dasar, baik dari segi emosional maupun sosial. Modul juga mendorong penghapusan tes masuk sekolah yang terlalu memberatkan. - Aplikasi Mobile Anaking
Aplikasi inovatif ini dirancang untuk mendukung orang tua dalam mengasuh anak usia 0–4 tahun. Fitur-fitur dalam aplikasi meliputi pemantauan tumbuh kembang anak, aktivitas stimulasi, forum interaktif, serta informasi pelatihan pengasuhan.
Kolaborasi untuk Masa Depan Anak
Dalam acara tersebut, Eddy Henry, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, menyoroti pentingnya kolaborasi antarnegara Asia Tenggara. Ia mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kebijakan PAUD HI guna menurunkan angka stunting balita dan meningkatkan partisipasi PAUD.
“Kita perlu meningkatkan kerja sama regional dan peningkatan kapasitas dengan mendorong inisiatif bersama di bawah naungan SEAMEO CECCEP untuk berbagi praktik terbaik, sumber daya, dan penelitian tentang PAUD HI serta pembentukan task force regional untuk memberikan pendampingan teknis dan memantau perkembangan dan implementasi kebijakan PAUD HI,” sambung Eddy.
Eddy berharap kebijakan-kebijakan yang diadopsi oleh negara-negara di Asia Tenggara berfokus kepada pemenuhan beragam kebutuhan dasar anak usia dini seperti menurunkan angka stunting balita sampai di bawah 10% dan meningkatkan partisipasi PAUD hingga 70% pada tahun 2030.
“Dengan mengadopsi kebijakan ini, kita dapat memastikan anak-anak dapat memiliki awal kehidupan yang berkualitas, yang merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan dan kehidupan produktif di masa depan,” tutup Eddy.
Harapan untuk Anak Usia Dini
Melalui peluncuran tiga inisiatif ini, SEAMEO CECCEP dan Tanoto Foundation berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat dukungan pada anak usia dini. Inisiatif ini juga diharapkan mampu menciptakan dialog antara pemangku kepentingan untuk meningkatkan capaian perkembangan anak sesuai dengan usia mereka di Asia Tenggara.