Waspada Kanker Ginjal, Dokter UNAIR Ingatkan Gejala dan Pentingnya Deteksi Dini

Eduhealth EduNews

educare.co.id, Surabaya – Kanker ginjal merupakan salah satu jenis kanker yang kerap luput dari perhatian hingga memasuki tahap lanjut. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini, Dokter UNAIR TV yang dikelola oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menghadirkan dr. Zakaria Aulia Rahman, SpU sebagai narasumber.

Menurut dr. Zakaria, kanker ginjal terjadi akibat pertumbuhan sel ginjal yang tidak normal dan berkembang menjadi ganas. Ia membedakan antara kanker ginjal dan gagal ginjal kronis. “Kanker ginjal itu suatu pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel ginjal yang akhirnya menjadi sel yang ganas. Kalau gagal ginjal kronis itu suatu kegagalan ginjal untuk melakukan filtrasi darah secara sempurna,” jelasnya dalam siaran tertulis UNAIR (26/6).

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Dr. Zakaria memaparkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ginjal. Beberapa di antaranya adalah kebiasaan merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, serta sindrom metabolik yang ditandai dengan kadar gula dan kolesterol tinggi. Selain itu, faktor genetik juga turut berperan.

Ia menekankan bahwa kanker ginjal tidak hanya menyerang orang tua. “Orang tua memang prevalensinya lebih tinggi. Tapi balik lagi apabila seseorang itu punya kerentanan genetik terhadap kanker ginjal, dia bisa dari saat usia muda (red: mengidap kanker ginjal),” ungkapnya.

Penanganan Berdasarkan Stadium

Terkait pengobatan, dr. Zakaria menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan tergantung pada tingkat penyebaran kanker. Jika tumor masih terbatas di area ginjal, maka operasi pengangkatan tumor dapat menjadi pilihan. Namun, pada kasus tumor berukuran besar, pengangkatan seluruh ginjal mungkin diperlukan.

Sementara itu, untuk kasus yang sudah menyebar, pasien disarankan menjalani imunoterapi. “Pada saat operasi bisa saja tumor itu ada yang tertinggal, akhirnya dia (red: kanker) tumbuh lagi di ginjal tersebut. Itu mungkin,” katanya, menyoroti potensi kekambuhan meski sudah dilakukan tindakan operasi.

Menariknya, dr. Zakaria menyebut bahwa kemoterapi tidak lagi menjadi pilihan utama dalam penanganan kanker ginjal. Kini, pendekatan yang lebih disarankan adalah penggunaan obat penghambat enzim yang dikombinasikan dengan imunoterapi.

Pentingnya Pemeriksaan Rutin

Sebagai langkah pencegahan, ia menganjurkan masyarakat dengan risiko tinggi untuk menjalani skrining kesehatan secara berkala. “Pasien yang rentan seperti memiliki obesitas, hipertensi, merokok itu bisa screening apabila ada gejala. Kalau misal pasien tersebut memiliki garis keturunan penderita kanker ginjal itu juga akan lebih baik melakukan screening,” tuturnya.

Melalui edukasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap gejala dan faktor risiko kanker ginjal, serta tidak ragu melakukan pemeriksaan dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *