
Tim Mahasiswa UNAIR Raih Juara Nasional NECC 2025 dengan Inovasi Ketahanan Pangan
educare.co.id, Surabaya – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukir prestasi membanggakan di tingkat nasional. Kali ini, tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berhasil menyabet juara pertama dalam ajang National Economic Case Competition (NECC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Tim yang menamakan diri mereka sebagai Demand ini terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam: Muhammad Nafis, Qheysa Luna Alifa, dan Rizqi Alfy Dzikria. Mereka sukses melewati seluruh tahapan kompetisi, mulai dari seleksi esai di babak awal, studi kasus ekonomi di semifinal, hingga sesi presentasi dan tanya jawab dalam babak final.
Inovasi EcoForce: Solusi Ketahanan Pangan Berbasis Limbah
Dalam babak penyisihan, Tim Demand mengusung ide inovatif bertajuk EcoForce, sebuah gagasan pupuk organik berbahan dasar limbah pertanian. Inovasi ini ditawarkan sebagai solusi berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
Untuk memastikan solusi mereka didasarkan pada realita di lapangan, mereka juga melakukan observasi langsung ke Dusun Mojo, Tuban. Pendekatan lapangan ini turut memperkuat validitas data dan relevansi gagasan yang mereka usung.
Setelah lolos ke tahap semifinal dan final, mereka dihadapkan pada tantangan baru: menyusun solusi atas isu-isu ekonomi nasional yang relevan di tahun 2025. Fokus kajian mereka mencakup efisiensi anggaran pemerintah, dengan penekanan pada empat isu penting: Program Makan Bergizi Gratis, Stimulus Diskon Listrik, Upah Minimum Provinsi, dan Ketahanan Pangan.
“Kami diberikan tugas untuk menjawab dari berbagai sudut pandang mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga perusahaan,” ujar Nafis, dalam siaran tertulis Unair (2/7).
Dalam menjawab kasus, tim ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara menyeluruh. Tak hanya menyampaikan pendapat, mereka juga menyuguhkan data dan analisis untuk memperkuat argumen yang diajukan.
“Kita membedah satu persatu case dengan teliti dan menyelaraskan pandangan serta pemahaman, agar menjadi satu kesatuan team yang kompak dalam menyelesaikan dan menjawab pertanyaan,” terangnya.
Konsistensi dan Komitmen Jadi Kunci Keberhasilan
Konsistensi dan kekompakan menjadi kekuatan utama Tim Demand. Penampilan mereka di babak final mendapatkan apresiasi dari para juri berkat penyampaian materi yang penuh semangat dan kerja sama yang solid.
Meski sempat merasa kurang percaya diri karena nilai semifinal yang tidak maksimal, mereka tetap menunjukkan performa terbaik hingga akhir kompetisi.
Di balik keberhasilan ini, tantangan tetap mereka hadapi. Padatnya jadwal organisasi dan akademik sempat menyulitkan proses persiapan, namun semua dapat diatasi dengan manajemen waktu yang baik dan semangat kolektif.
“Kami satu kelompok mempunyai komitmen yang kuat untuk menuntaskan tugas/lomba ini karena bagi kami lomba ini adalah perjuangan kami, kerja keras kami, dan tanggung jawab kami,” tutupnya.