
Tim Mahasiswa ITB Raih Juara Tiga di National Electric Summit (NEST) 2024
Bandung (educare.co.id) – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara ketiga dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) National Electric Summit (NEST) 2024 yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Elektro (IME) Universitas Indonesia. Kompetisi ini juga bekerja sama dengan IEEE Student Branch UI untuk mendorong inovasi di bidang teknologi dan kelistrikan yang relevan dengan industri.
Tim ITB, yang tergabung dalam tim “The ThinkTank”, terdiri dari Rosdiana Anjelina, Brigitta Gunawan, Helga Evangelina, dan Yohanes Adrian Biku Pia. Dengan tema besar “Sustainable Solutions: Electrical and Technology Innovations with Industrial Relevance,” mereka memilih subtema energi terbarukan untuk karya tulis ilmiah mereka. Kompetisi ini diikuti oleh 80 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dengan sesi pitching yang berlangsung daring pada 26 Oktober 2024 dan penganugerahan pada 9 November 2024.
Solusi Berbasis Limbah Kelapa Sawit
Tim The ThinkTank mengusulkan solusi penyediaan energi berkelanjutan dengan memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit,“Dalam pertanian dan perkebunan di Indonesia, produksi kelapa sawit mencapai 45.58 juta ton per tahun,” ucap Rosdiana, dalam siaran tertulis itb (29/1).
Tim menyatakan bahwa mereka melihat potensi besar dari limbah ini untuk menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Limbah tandan kosong kelapa sawit diolah menggunakan sistem pembakaran konservatif yang menghasilkan uap panas. “Uap panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator guna menghasilkan listrik. Sementara abu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk kelapa sawit,” jelas Adrian. Helga menambahkan bahwa konsep ini juga dapat membantu swasembada energi di daerah terpencil.
Pendekatan Interdisiplin untuk Energi Berkelanjutan
Solusi yang diusulkan The ThinkTank melibatkan pendekatan interdisiplin yang menggabungkan pengetahuan bioenergi, rekayasa pertanian, dan teknologi hayati. Helga menjelaskan bahwa interdisiplin menjadi tantangan tersendiri bagi tim, tetapi juga membuka peluang besar untuk inovasi. “Mending daripada bersaing antara jurusan, kita inovasi antar Jurusan,” katanya.
Rosdiana mengungkapkan bahwa meskipun mereka menghadapi kendala seperti perbedaan jadwal kuliah dan tugas akhir yang bersamaan, motivasi untuk berkontribusi pada solusi energi berkelanjutan membuat mereka tetap semangat. “Kami saling membantu untuk mengoptimalkan ide-ide kami,” tambahnya.
Harapan dan Motivasi
Tim The ThinkTank berharap semakin banyak mahasiswa ITB yang berinovasi melalui pendekatan lintas disiplin. “Inovasi yang baik harus mampu menjangkau semua bidang dan sudut pandang,” kata Helga. Adrian juga menekankan pentingnya menghasilkan solusi yang efektif sekaligus menginspirasi perubahan besar.
Meskipun sempat merasa kurang percaya diri karena harus bersaing dengan tim dari universitas ternama, Grace terus memotivasi rekan-rekannya untuk memberikan yang terbaik. Dengan slogan “The ThinkTank: Bridging Energy Gap, Powering Every Corner!“, mereka menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk mengatasi tantangan energi di masa depan.