Tim KKN ITS Kembangkan Teknologi Smart Farming untuk Tingkatkan Kualitas Pertanian

EduNews EduSchool EduTechno

Surabaya (educare.co.id) – Metode konvensional mengusir hama dengan kaleng kini dinilai kurang relevan. Menjawab tantangan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan teknologi smart farming sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas padi bebas hama.

Muhammad Naufal Nail Annafiu, anggota tim KKN ITS, menjelaskan bahwa metode konvensional dilakukan dengan menggantungkan kaleng pada tiang bambu di sawah. Kaleng akan berbunyi ketika tertiup angin untuk mengusir hama. Namun, teknik ini tidak optimal karena kehadiran angin sulit diprediksi.

“Apabila hal ini tidak diatasi, maka kualitas padi akan terus menurun seiring waktu,” ujar Naufal dikutip dalam laman ITS (3/1).

Sebagai solusinya, tim KKN ITS mengembangkan alat pengusir hama berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dalam konsep smart farming. Teknologi ini bertujuan mempercepat produktivitas pertanian sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin kesembilan: infrastruktur industri dan inovasi berbasis teknologi.

Naufal menjelaskan bahwa alat ini menggunakan kaleng otomatis yang berbunyi setiap dua menit dalam interval 20 menit. “Alat ini juga dapat dinyalakan sesuai kebutuhan petani melalui website terintegrasi IOT,” tambahnya. Melalui website ini, petani juga dapat memantau kelembaban tanah, kadar air tanah, dan kekuatan angin menggunakan sensor pada control box.

Control box tersebut dilengkapi panel surya sebagai sumber energi utama, baterai untuk penyimpanan daya, dan Mi-Fi sebagai koneksi internet. Inovasi lainnya berupa drone dilengkapi selang panjang untuk menyiram tanaman atau menyemprot pestisida dari jarak jauh, mempermudah petani merawat lahan tanpa harus turun langsung.

Sebagai bagian dari implementasi, tim KKN ITS telah menerapkan teknologi ini di Desa Krogowanan, Magelang. Hasilnya, efisiensi pengusiran hama meningkat hingga 90 persen. Selain itu, tim juga memberikan sosialisasi kepada petani mengenai instalasi, penggunaan, dan monitoring alat.

Ke depan, Naufal berharap teknologi ini dapat memperluas cakupan penggunaan di desa-desa lain. “Semoga alat ini akan mampu dikembangan lebih lanjut dan dipasang di lebih banyak desa,” tutup Naufal penuh harap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *