Sumbu Filosofi Yogyakarta Resmi Menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO
educare.co.id, Jakarta – Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan konsep tata ruang yang dibuat oleh raja pertama Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I, pada abad ke-18. Dengan Bentuknya yang berupa struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Keraton Yogyakarta di tengah, dan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) di sebelah utara. Dari ketiga titik tersebut apabila ditarik suatu garis lurus akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Dan secara resmi Sumbu Filosofi Yogyakarta telah ditetapkan jadi warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
UNESCO atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi warisan budaya dalam dalam Sidang ke-45 Komite Word Heritage Committe (WHC) yang terselenggara di Riyadh, Arab Saudi, pada Senin (18/9).
Secara sepenuhnya tanpa sanggahan Sumbu Filosofi Yogyakarta resmi diterima menjadi Warisan Budaya Dunia sesuai dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39.
Disaat sidang tersebut, Indonesia diwakili oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad. Penetapan itu juga dihadiri langsung pejabat dari Daerah Istimewa Yogyakarta di antaranya Wakil Gubernur DIY KGPAA Sri Paduka Paku Alam X, Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, serta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY Agus Priono.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada UNESCO dan seluruh lapisan masyarakat, yang telah mendukung upaya pelestarian Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia yang memiliki nilai-nilai universal yang luhur bagi peradaban manusia di masa kini dan mendatang,” ungkap Sri Sultan Hamengku Buwono X, selaku Gubernur DIY.