Revitalisasi Hutan Bambu dengan Pemberdayaan Masyarakat Membangun Pasar Tradisional yang Unik
Educare.co.id– Sebuah hutan bambu yang berlokasi di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Dulu menjadi pembuangan sampah akhir ilegal dan kini dijadikan pasar tradisional yang unik.
Kini desa tersebut sudah berubah, Komunitas Spedagi bersama masyarakat setempat melakukan pengurukkan dan penimbunan tanah. Yang akhirnya dijadikan sebuah pasar yang nyaman dan asri. Juga menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan domestik sampai wisatawan luar negeri. Lembaga Swadaya Masyarakat Spedagi Movement bersama Komunitas Mata Air, menjadikan dusun Ngadiprono sebagai desa mandiri. Dan memiliki tingkat sosial yang baik dengan adanya Pasar Papringan.
Pasar Papringan mempunyai ciri khas yang sangat unik. Seperti alat pembayarannya, menggunakan sebuah Kepring yang berbentuk koin dari bambu yang didesain secara manarik. Yang menjadi alat tukar untuk transaksi di Pasar Paprigan. Satu Pring atau Kepring sernilai Rp. 2.000 yang bisa ditukarkan di loket penukaran uang. Selain itu, ciri khas lainnya adalah jadwal pasar. Pasar Papringan hanya buka 2 kali dalam 35 hari, yaitu Minggu Wage dan Minggu Pon. Hal ini terjadi karena pendirinya ingin kegiatan di pasar tidak menganggu mata pencaharian utama mereka, pasar ini hanya sebagai penghasilan tambahan saja. Pasar Papringan buka mulai dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 12.00 siang. Pakaian para pedagang pun menjadi ciri khas pasar tersebut. Pakaian yang digunakan adalah pakaian Lurik dari Jawa Tengah yang identik dengan pakaian rakyat kalangan bawah pedesaan, juga mempertegas kebudayaan setempat.
Selain ciri khasnya Pasar Papringan juga memiliki daya tarik yang membuat para wisatawan ingin datang ke desa tersebut. Dari lokasi pasar yang berkonsep bambu alami, serta penginapan/homestay berkonsep tinggal bersama warga lokal (homestay berjaringan). Di Pasar Papringan juga menyediakan fasilitas yang bisa digunakan oleh pengunjung seperti: play ground, pijat dan juga toilet. Yang diperjual belikan di Pasar Papringan adalah makanan, banyak makanan tradisional yang dijual disana. Ada Arem-arem, Timus, Wingko, dan Sego Gurih. Dan makanan tersebut dibuat tanpa bahan pengawet dan juga MSG, serta cara memasaknya yang menggunakan alat tradisional seperti kayu bakar. Juga mereka menjual kerajinan tangan yang dibuat oleh masrayakat dusun Ngadiprono dengan bahan bambu dan kayu. Serta kesenian musik gamelan untuk menghibur para pengunjung yang sedang berbelanja disana.
Khansa Tsabitah
Rabu, 08 Maret 2023