
Memperkenalkan Kebudayaan Indonesia Melalui Gamelan di Era Revolusi Industri 4.0
educare.co.id, Kairo – Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, upaya untuk memperkenalkan serta memasyarakatkan kebudayaan Indonesia menjadi semakin penting. Era Revolusi Industri 4.0 membuka peluang baru bagi pertukaran budaya, termasuk bagi Indonesia untuk menampilkan kekayaan budayanya di kancah internasional. Salah satu bentuk kebudayaan yang menjadi sorotan adalah alat musik tradisional gamelan, yang kini diperkenalkan ke masyarakat global dengan cara yang inovatif.
Kolaborasi Inovatif: Aplikasi Pembelajaran Gamelan
Merespon tuntutan global untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo. Mereka mengembangkan aplikasi pengenalan dan pembelajaran alat musik gamelan, yang dibuat bersama mahasiswa asal Mesir, Noha Gharib. Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat, terutama di Mesir, dalam memahami dan memainkan gamelan.
Noha Gharib, seorang mahasiswa Program Strata-2 (S2) di Universitas Negeri Yogyakarta, merasa bangga dapat terlibat dalam proyek ini. “Gamelan adalah bagian dari warisan budaya yang sangat kaya. Saya berharap aplikasi ini dapat menjangkau banyak orang dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan Indonesia,” ujarnya. Aplikasi yang diberi nama “Bersama Melestarikan Warisan Dunia Gamelan Jawa” ini diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara budaya Indonesia dan masyarakat lokal Mesir.
Kebangkitan Cinta Budaya Indonesia di Mesir
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Abdul Muta’ali, menyatakan bahwa semakin banyak masyarakat Mesir yang tertarik dengan kebudayaan Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya peserta dalam program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN). “Pembukaan program studi Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar Asy Syarif Cairo telah menarik minat banyak orang. Kami sangat senang melihat antusiasme ini,” kata Muta’ali.
Dengan adanya program pembelajaran gamelan, PUSKIN tidak hanya menawarkan pelajaran bahasa, tetapi juga memperkenalkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, seperti silat dan tari. Upaya ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang budaya Nusantara di kalangan masyarakat internasional.
Mengharapkan Masa Depan yang Lebih Cerah
Noha berharap dapat melanjutkan studi Doktoral (S-3) di Indonesia, untuk mendalami lebih dalam tentang kebudayaan yang ia cintai. “Saya ingin menjadi bagian dari upaya mempromosikan dan melestarikan kebudayaan Indonesia, terutama di negara asal saya,” ungkapnya.
Dengan kehadiran aplikasi pembelajaran gamelan di platform Google Playstore, diharapkan lebih banyak orang di Mesir dan seluruh dunia dapat belajar dan merasakan keindahan alat musik gamelan. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia tidak hanya berupaya untuk memperkenalkan kebudayaannya, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan budaya dunia.
Kolaborasi antara Kemendikbudristek dan mahasiswa asing seperti Noha Gharib merupakan contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mempromosikan kebudayaan di era digital. Dengan semangat untuk melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia, upaya ini tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga memperkaya khazanah budaya global. Melalui aplikasi ini, diharapkan gamelan dapat menjadi lebih dikenal dan dicintai, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.