Mahasiswa UNY Ciptakan Bioplastik dari Umbi Talas, Ramah Lingkungan dan Mudah Terurai
educare.co.id, Yogyakarta – Lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam tim Taper berhasil mengembangkan bioplastik berbahan dasar umbi talas. Inovasi ini hadir sebagai solusi atas permasalahan sampah plastik yang masih marak terjadi, khususnya di wilayah Yogyakarta.
Tim Taper dipimpin oleh Amiruddin Vidya Juniarsyah sebagai Chief Executive Officer (CEO). Ia memimpin arah dan strategi keseluruhan proyek. Manajemen keuangan tim ditangani oleh Dwi Wahyuni selaku Chief Financial Officer (CFO), sementara Rahmat Aziz Al Ghifari bertugas sebagai Chief Operating Officer (COO) yang mengawasi pelaksanaan teknis. Posisi Chief Marketing Officer (CMO) diisi oleh Nining Mila Sari yang berfokus pada pemasaran dan kemitraan. Farel Arva Ardimananindya bertanggung jawab atas inovasi teknologi sebagai Chief Technology Officer (CTO).
Menurut tim, ide pembuatan bioplastik dari umbi talas muncul dari keprihatinan terhadap sampah plastik yang sulit terurai. Mereka memilih umbi talas karena bahan ini banyak ditemukan di daerah Gunungkidul dan mengandung senyawa bermanfaat seperti polifenol, vitamin A, dan vitamin E.
Penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan dosen Fitria Ningrum Sayekti, S.E., M.Acc. Proses pembuatan bioplastik Taper melibatkan pencampuran pati talas dengan air, minyak, dan sedikit cuka dapur. Setelah dipanaskan hingga mendidih, campuran dicetak dan dikeringkan menggunakan alat dehydrator.
Bioplastik Taper memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya mudah terurai dalam waktu kurang dari seminggu, fleksibel, dan aman digunakan untuk kemasan makanan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Meski begitu, tim Taper mengakui masih ada tantangan dalam mengenalkan produk ini ke masyarakat. “Kami aktif melakukan sosialisasi dan edukasi, serta menjalin kerja sama dengan UMKM agar produk ini bisa diterima secara luas,” ujar Amiruddin dalam siaran tertulis UNY (16/4).
Ke depan, tim optimis bioplastik dari umbi talas ini bisa diproduksi massal dengan dukungan peralatan memadai. Mereka berharap inovasi ini tak hanya menjadi solusi ramah lingkungan, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi bagi kemajuan masyarakat.
