Mahasiswa Telkom University Kembangkan Teknologi Smart Watering untuk Tingkatkan Produktivitas Lada di Bangka Belitung

EduNews EduSchool EduTechno

educare.co.id, Bangka Belitung – Mahasiswa Telkom University kembali menunjukkan inovasi mereka dalam bidang teknologi pertanian. Melalui Center of Excellence (CoE) GreenTech, mereka menciptakan Sistem Smart Watering dan Fertilizing berbasis Internet of Things (IoT) guna meningkatkan efisiensi pertanian lada di Kepulauan Bangka Belitung.

Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap penurunan produksi lada di wilayah tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, produksi lada mengalami penurunan signifikan dari 32.520 ton pada tahun 2020 menjadi 24.848 ton pada tahun 2023. Penyebab utamanya adalah metode pertanian konvensional, distribusi air dan pupuk yang kurang efisien, serta serangan penyakit kuning yang berdampak pada lebih dari 60% tanaman lada.

Inovasi Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan

Tiga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Terapan Program Studi D3 Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi, yakni Fauzan Ramadhana Sadikin, Wandi Ridwansyah, dan Muhammad Hafidz Udzri, mengembangkan sistem ini di bawah bimbingan dosen Unang Sunarya, S.T., M.T., Ph.D.

Fauzan menjelaskan bahwa sistem ini menggunakan sensor kelembapan dan kualitas tanah yang dapat memantau kondisi lahan secara real-time. Data yang dikumpulkan dikirim ke aplikasi MySahang, memungkinkan petani mengelola penyiraman dan pemupukan secara lebih tepat. Selain itu, teknologi ini juga menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama, menjadikannya solusi ramah lingkungan serta hemat biaya operasional.

“Tujuan kami adalah membantu petani lada meningkatkan produktivitasnya. Dengan teknologi IoT ini, mereka dapat lebih mudah memantau kondisi lahan dan mengelola kebutuhan tanaman secara optimal,” ujar Fauzan.

Uji coba sistem ini telah dilakukan di Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, dan mendapat respons positif dari para petani.

Dampak Positif bagi Petani

Sebelumnya, para petani mengandalkan curah hujan untuk menyiram dan memupuk tanaman lada. Dengan adanya MySahang, ketergantungan ini dapat dikurangi. Salah seorang petani dari Desa Kundi mengungkapkan bahwa teknologi ini sangat membantu, terutama saat musim kemarau.

“Sekarang, saya tidak lagi khawatir tentang curah hujan atau harus menyiram dan memupuk secara manual. Inovasi MySahang ini benar-benar membantu kami,” tuturnya.

Selain meningkatkan efisiensi, sistem ini juga membantu menekan biaya operasional dengan mengoptimalkan penggunaan air, pupuk, dan energi, menjadikannya solusi inovatif sekaligus ekonomis.

Mendorong Keberlanjutan dan Perekonomian Lokal

Inovasi ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, seperti pengurangan konsumsi sumber daya, pemanfaatan energi terbarukan, dan peningkatan kesejahteraan petani. Wandi Ridwansyah berharap bahwa Desa Kundi dapat menjadi percontohan penerapan teknologi pertanian modern di Bangka Belitung.

“Kami menargetkan implementasi sistem ini di desa-desa lain untuk memperluas manfaatnya,” ujarnya.

Proyek ini juga merupakan bagian dari program Innovillage 2024, sebuah kompetisi pendanaan mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia dan BUMN. Melalui kompetisi ini, mahasiswa didorong untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat pedesaan di Indonesia.

Dengan hadirnya teknologi ini, diharapkan sektor pertanian lada di Bangka Belitung dapat kembali meningkat dan semakin berkembang, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penerapan teknologi cerdas dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *