Komitmen Kemendikdasmen: Pendidikan Bermutu Bagi Semua Anak di Indonesia

EduNews EduSchool

Kupang (educare.co.id) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza UI Haq, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungan ini bertujuan untuk mendengar langsung berbagai tantangan dan potensi pendidikan di wilayah tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya menciptakan pendidikan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia.

Dalam kegiatan yang bertajuk “Mendikdasmen Mendengar Cerita Pendidikan NTT” yang diselenggarakan di Kupang NTT pada Kamis (5/12), Menteri Mu’ti menegaskan komitmennya untuk memastikan akses pendidikan bermutu bagi semua anak, termasuk yang berada di NTT. “Visi besar kami adalah pendidikan bermutu untuk semua. Kami berusaha untuk memenuhi hak sipil setiap warga negara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,” ujar Menteri Mu’ti, dikutip dalam laman resmi Kemdikbud (6/12/2024).

Menteri Mu’ti menjelaskan bahwa untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berfokus pada pemenuhan standar nasional pendidikan. Hal ini mencakup penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, serta pengembangan kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Dengan semangat gotong-royong, semua pihak di NTT diharapkan dapat bekerja sama untuk memajukan pendidikan, terutama dalam menghadapi tantangan terkait akses dan kualitas pendidikan.

Tantangan dan Inovasi Pendidikan di NTT

Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj.) Gubernur Nusa Tenggara Timur, Andriko Noto Susanto, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Mendikdasmen dan Wamendikdasmen, sekaligus menjelaskan berbagai tantangan besar yang dihadapi sektor pendidikan di NTT. Ia menjelaskan bahwa dengan lebih dari 1 juta siswa yang tersebar di 14.000 institusi pendidikan di seluruh wilayah NTT, tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya jumlah Anak Tidak Sekolah yang mencapai lebih dari 130 ribu anak. Selain itu, terdapat kesenjangan signifikan dalam kemampuan literasi dan numerasi. Berdasarkan hasil Asesmen Nasional, hanya 22% satuan pendidikan di NTT yang memenuhi standar kompetensi minimal dalam literasi, sementara hasil numerasi menunjukkan angka yang serupa.

Andriko juga menyoroti tantangan geografis di NTT, yang terdiri dari lebih dari 500 pulau dengan banyak daerah terisolasi. Masalah aksesibilitas menjadi kendala serius dalam pelaksanaan pendidikan, dimana beberapa siswa bahkan harus menggunakan mobil bak terbuka atau mencari sinyal di tempat tinggi untuk mengikuti pembelajaran daring. Situasi ini menunjukkan pentingnya kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kondisi lokal.

Kerja Sama untuk Meningkatkan Literasi dan Numerasi

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi NTT telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan numerasi di kalangan siswa. Salah satunya adalah Gerakan NTT Membaca, NTT Menulis (GENTA BELIS), yang diluncurkan pada November 2024. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya literasi yang kuat di tingkat SMA/SMK, dengan harapan dapat merambah ke tingkat SD dan SMP. Gubernur Andriko menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan dalam mencapai tujuan tersebut.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah daerah juga aktif mengembangkan kurikulum lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah, seperti Kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal yang diterapkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang berfokus pada ketahanan pangan dan gizi yang seimbang untuk generasi muda.

Pentingnya Peningkatan Kompetensi Guru

Andriko menambahkan bahwa disisi lain isu kompetensi guru juga menjadi perhatian utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. Terdapat lebih dari 122 ribu guru di NTT, namun sekitar 18 ribu diantaranya belum memenuhi standar pendidikan formal yang ditetapkan, khususnya di jenjang PAUD.

“Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kompetensi guru agar mereka dapat lebih efektif dalam menyampaikan materi dan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif,” terangnya.

Kemendikdasmen bersama Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan semangat gotong royong, tantangan besar dalam dunia pendidikan dapat diatasi bersama, dan masa depan cerah bagi generasi muda NTT pun dapat terwujud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *