Dari Papua ke Dunia: Arby W. Mamangsa Berbagi Inovasi Pembelajaran di Forum G20 Brasil

EduNews

educare.co.id, Brasil – Education Working Group (EdWG) atau pertemuan kelompok kerja bidang pendidikan G20 dilangsungkan di Fortaleza, Brasil, 29-31 Oktober 2024, dengan pembahasan mengenai permasalahan sosial dan lingkungan yang bisa terjawab dengan pendidikan berkualitas. Salah satu agenda dalam pertemuan tingkat Menteri bidang Pendidikan G20 adalah pameran virtual terkait keterlibatan sekolah dengan masyarakat. Indonesia menjadi salah satu dari 5 negara yang terpilih untuk mempresentasikan inisiatifnya dalam praktik keterlibatan antara sekolah-masyarakat, melalui video yang bertajuk “Water filters from junior high school students in Papua to meet the community’s clean water needs”.

Di tengah gelaran Forum G20 yang berlangsung di Brasil, nama Arby W. Mamangsa mencuat sebagai salah satu pembicara yang membawa perspektif unik dari Papua. Arby, seorang praktisi pendidikan yang dikenal dengan pendekatannya yang inovatif, telah berkomitmen untuk menyuarakan pentingnya pendidikan inklusif dan berbasis konteks lokal di tingkat global. Melalui kesempatan emas ini, ia tidak hanya membagikan praktik pembelajaran yang telah berhasil diterapkan di Papua, tetapi juga menginspirasi dunia untuk lebih memperhatikan keanekaragaman dan keberagaman budaya dalam sistem pendidikan global.

Pendidikan dari Papua untuk Dunia

Sebagai seorang pendidik yang berasal dari Papua, Arby W. Mamangsa membawa pengalaman dan praktik pembelajaran yang khas, yang berakar pada budaya dan kearifan lokal masyarakat Papua. Dalam forum yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, pembicara, dan praktisi pendidikan dari berbagai negara, Arby menekankan pentingnya mengadaptasi kurikulum dan metode pengajaran dengan mempertimbangkan keberagaman budaya serta kebutuhan lokal.

“Papua memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan itu harus tercermin dalam cara kita mendidik generasi masa depan,” ungkap Arby dalam sesi diskusi di Forum G20 Brasil. “Pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga soal menjaga dan menghargai nilai-nilai lokal yang sudah ada sejak lama. Dalam dunia yang semakin global ini, kita perlu menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi.”

Praktik Pembelajaran yang Mengedepankan Konteks Lokal

Di Papua, banyak tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam sektor pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Namun, Arby dan timnya berhasil mengembangkan pendekatan yang mengintegrasikan teknologi, media lokal, dan metode pembelajaran yang berbasis pada pengembangan karakter serta kebudayaan lokal.

Salah satu contoh praktik yang dibagikan Arby di Forum G20 adalah penggunaan cerita rakyat Papua sebagai bahan ajar untuk mengembangkan keterampilan literasi siswa. “Melalui cerita-cerita tradisional, anak-anak tidak hanya belajar tentang nilai moral, tetapi juga memperkaya kosakata mereka dan memahami pentingnya menjaga lingkungan,” katanya.

Selain itu, Arby juga berbicara tentang inisiatif pendidikan berbasis teknologi yang memungkinkan akses pendidikan di daerah-daerah terpencil. Dengan bantuan perangkat digital, siswa-siswa Papua yang berada di lokasi yang sangat sulit dijangkau dapat mengakses materi pembelajaran dan berinteraksi dengan guru serta sesama siswa dari berbagai daerah. Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan yang setara bagi mereka, tetapi juga mendorong integrasi antara pendidikan dan teknologi.

Menjaga Keberagaman dalam Pendidikan Global

Mamangsa menyoroti pentingnya pendidikan yang inklusif dan multikultural sebagai bagian dari upaya membangun dunia yang lebih adil. “Pendidikan harus mampu mengakomodasi semua elemen masyarakat, tanpa membedakan latar belakang budaya, agama, atau status sosial,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa pendidikan yang berbasis pada keberagaman bukan hanya penting di Papua, tetapi juga relevan untuk diterapkan di banyak negara di dunia.

Di Forum G20, Arby W. Mamangsa menjadi pengingat bahwa di tengah modernisasi dan globalisasi, kita tidak boleh melupakan identitas dan nilai-nilai lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Dunia pendidikan, menurutnya, harus semakin terbuka untuk mengakomodasi berbagai pendekatan yang sesuai dengan konteks budaya masing-masing wilayah. “Setiap daerah memiliki potensi untuk menawarkan model pendidikan yang unik, yang tidak hanya menekankan aspek akademis, tetapi juga nilai-nilai sosial dan budaya yang perlu diwariskan ke generasi berikutnya,” katanya.

Papua Sebagai Laboratorium Pendidikan Inovatif

Arby percaya bahwa Papua bisa menjadi laboratorium pendidikan yang menginspirasi dunia. Dengan mengadaptasi pendekatan berbasis budaya lokal, Papua tidak hanya menawarkan solusi bagi tantangan pendidikan di daerah terpencil, tetapi juga menunjukkan bagaimana pendidikan dapat berperan dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan asli.

Melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah, Arby berharap untuk lebih mengembangkan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis pada kebutuhan lokal, yang dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain, bahkan di luar Indonesia. Menurutnya, sistem pendidikan di Papua memiliki potensi untuk membuka peluang lebih besar bagi anak-anak di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya yang ada.

Pendidikan Berbasis Kolaborasi dan Keterbukaan

Di Forum G20 Brasil, Arby W. Mamangsa juga menekankan pentingnya kolaborasi antar negara, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. “Kami di Papua seringkali bekerja dengan sumber daya yang terbatas, namun dengan adanya kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita bisa menciptakan solusi-solusi inovatif yang bermanfaat untuk semua,” ujar Arby.

Kolaborasi yang dimaksud Arby mencakup berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sipil, yang semuanya memiliki peran penting dalam membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ia mengajak peserta forum untuk tidak hanya melihat pendidikan sebagai tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sebagai tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

Kesimpulan: Sebuah Langkah Besar untuk Pendidikan Global

Melalui keikutsertaannya di Forum G20 Brasil, Arby W. Mamangsa telah membuka jalan bagi pemikiran baru dalam pendidikan global. Dari Papua, Arby membawa semangat untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, berbasis pada budaya, serta mengedepankan teknologi sebagai sarana untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Ia menunjukkan bahwa meskipun Papua mungkin terpencil dari pandangan banyak orang, ide dan praktik pendidikan yang lahir di sana bisa memberi dampak besar bagi dunia.

Dari Papua ke dunia, Arby W. Mamangsa telah menunjukkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi setiap individu, tanpa mengabaikan akar budaya dan nilai-nilai lokal. Dengan mengedepankan keberagaman dan kolaborasi, kita dapat membangun masa depan pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif, tidak hanya untuk anak-anak Papua, tetapi juga untuk generasi dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *