Bertemu DWP UIN Pekalongan, Eny Yaqut Jelaskan Pentingnya Ketahanan Keluarga di Era Digital
educare.co.id, Pekalongan – Penasehat Dharma Wanita (DWP) Persatuan Kementerian Agama Eny Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan pentingnya ketahanan keluarga di era digital. Menurutnya, disrupsi teknologi sudah berlangsung terutama sejak ada Covid 19 menuntut semua orang untuk beradaptasi.
“Kita tergopoh-gopoh berdaptasi dengan teknologi informasi. Di era society 5.0, di mana manusia dapat menyelesaikan tantangan dengan mengoptimalkan inovasi-inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0 kita perlu terus meng-update pengetahuan,” terang Eny saat bertemu dengan pengurus dan anggota DWP Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid, Pekalongan.
“Di era society 5.0 ini, manusia tidak lagi jadi objek teknologi, tapi memanfaatkan teknologi sebagai dan jadi nilai tambah (added value),” lanjut Eny.
Dikatakan Eny, di era society 5.0 setidaknya ada dua hal penting yang dibutuhkan. Pertama, kreativitas. Di zaman disprupsi, semuanya berubah, semuanya cepat. “Kalau kita masih lambat, tidak kreatif, dengan otomatis atau dengan cepat maka kita akan tertinggal,” kata Eny, Kamis (27/10/2022).
Kedua, critical thinking. Hal mendasar yang harus dibekali orangtua ke anak-anaknya adalah berpikir kritis terutama pada saat menggunakan internet. “Biar mereka itu punya benteng hati, benteng akal membedakan mana yang bisa dan boleh mereka akses dan mana yang tidak,” ujarnya.
Kepada anggota DWP Kemenag, Eny mendorong agar mengunakan media sosial tidak hanya untuk branding diri, tapi juga dimanfaatkan untuk branding institusi, menyodorkan bacaan-bacaan yang positif buat anak-anak dan buat orang lain.
Eny menyampaikan, pernikahan tidak semata bersatu tapi juga harus bersama, menyatukan dua orang tapi juga menuntut kebersamaan. “Ini dulu dipegang, jadi bagi para suami, yang namanya tugas itu dibagi, tapi yang namanya tanggung jawab itu berdua. Bersama, bertanggungjawab mendidik, melindungi anak-anak dari pengaruh negatif era digital,” tandasnya.
Terkait korupsi, Eny Yaqut menggarisbawahi bahwa korupsi tidak semata menyalahgunakan uang negara, tapi juga di antaranya menyalahgunakan fasilitas negara tidak sesuai ketentuan. “Seperti mobil dinas suami yang digunakan tidak untuk kepentingan semestinya, itu juga salah satu bentuk korupsi,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua DWP Kemenag Farichah Nizar Ali bahwa sikap anti korupsi harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. “Korupsi kadang bermula dari dari keluarga, dari hal kecil, seperti penggunaan mobil dinas oleh anak. Itu tidak boleh, tidak sesuai ketentuan,” tandasnya.
“Anak-anak adalah generasi mendatang, maka tanamkan sikap anti korupsi sejak dini, dari hal-hal kecil sekalipun,” sambungnya.
Tampak hadir, selain ketua dan pengurus DWP UIN Pekalongan, Ketua DWP Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Ketua dan pengurus DWP Kemenag Kab/Kota Pekalongan, dan anggota DWP lainnya yang mengikuti pembinaan secara daring.
Sumber : kemenag.go.id