UNDIP Gelar “Professor Talk” Bahas Strategi Penguatan SDM di Tengah Persaingan Global

EduNews

educare.co.id, Semarang – Dewan Profesor Senat Akademik Universitas Diponegoro (UNDIP) menyelenggarakan webinar bertajuk UNDIP’s Professor Talk pada Senin, 30 Juni 2025. Forum ilmiah ini mengusung tema “Strategi Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Menghadapi Persaingan Global” dan disiarkan langsung melalui Zoom serta kanal YouTube UNDIP TV.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Hukum, dan Organisasi UNDIP, Prof. Dr. Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T. Dalam sambutannya, Prof. Adian menyampaikan optimisme bahwa forum ini akan melahirkan ide-ide besar dari para guru besar UNDIP dalam merespons tantangan pembangunan SDM ke depan.

“Saya yakin para guru besar di forum ini akan memunculkan gagasan visioner dan kritis tentang bagaimana kita dengan kearifan, pengalaman, dan keilmuan yang kita miliki dapat menyusun strategi yang konkret. Bagaimana dosen perlu dibekali dengan kompetensi baru, termasuk Artificial Intelligence (AI) literasi, bagaimana kurikulum perlu disesuaikan agar relevan dengan dunia kerja masa depan, dan bagaimana nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi fondasi dalam menghadapi teknologi,” ujar Prof. Adian, dalam siaran tertulis UNDIP (4/7).

Dalam diskusi, Ketua Dewan Profesor UNDIP, Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA., menyoroti kiprah Indonesia di era digital. Ia mencontohkan penggunaan QRIS sebagai inovasi berbasis teknologi yang mencerminkan kapasitas SDM nasional.

“Kalau berkaitan dengan dengan AI, salah satunya QRIS, itu mampu bersaing dan tanda petik itu juga menggetarkan negara-negara maju. Ini salah satu bukti bahwa kita itu mampu. Itu bisa dinikmati secara real time, bahkan oleh pedagang-pedagang kecil. Hal ini menunjukkan SDM Indonesia itu mampu,” jelas Prof. Purwanto.

Ketua Komisi D Dewan Profesor UNDIP, Prof. Ir. Vitus Dwi Yunianto BI, M.S., M.Sc., Ph.D., IPU, turut menegaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM merupakan isu sentral yang harus dijawab oleh semua pemangku kepentingan.

“Webinar ini membahas mengenai pentingnya peningkatan kualitas SDM dalam menghadapi persaingan global serta berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah dunia pendidikan dan sektor swasta untuk mewujudkan SDM yang kompeten, profesional, dan siap menghadapi tantangan global,” ungkapnya.

Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi tersebut. Pemateri pertama, Prof. Dr. Eng. Ir. Imam Robandi, M.T. dari ITS, membawakan presentasi berjudul “Pemanfaatan AI untuk Kemajuan Bangsa.” Ia menggarisbawahi bahwa kecerdasan buatan kini menjadi motor transformasi di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga pertanian, melalui efisiensi, akurasi, dan kecanggihan dalam analisis data.

Sementara itu, Prof. Ir. Mochamad Arief Budihardjo, S.T., M.Eng.Sc, Env.Eng, Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Guru Besar Fakultas Teknik UNDIP, mengangkat materi bertajuk “From Human to Hybrid Intelligence: Membangun SDM Unggul yang Adaptif di Era Persaingan Tanpa Batas.” Ia menguraikan tujuh poin penting, mulai dari realitas dunia VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous), tantangan pengembangan kompetensi, hingga pentingnya sinergi antara manusia dan teknologi sebagai bentuk kecerdasan hybrid. Ia juga menekankan perlunya transformasi SDM dilakukan segera agar manusia tetap menjadi aktor utama di tengah perubahan.

Narasumber ketiga, Prof. Dr. Kholis Roisah, S.H., M.Hum., dari Fakultas Hukum UNDIP, fokus pada strategi peningkatan SDM UNDIP dalam menghadapi tantangan global. Ia memaparkan visi institusi 2025–2029 sebagai universitas riset berkelas dunia dengan semangat “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat”. Ia juga menyoroti hambatan internal seperti pencapaian IKU PTNBH dan target World Class University, serta tekanan eksternal seperti implementasi GATS/MEA dan agenda SDGs.

Menutup diskusi, moderator Prof. Dr. Ir. Sriyana, M.S., IPU., APEC Eng., menyimpulkan bahwa penguasaan AI kini bukan lagi sekadar tren teknologi, melainkan kekuatan yang membentuk masa depan. Transformasi SDM menuju model hybrid bukanlah pilihan, tetapi kebutuhan, di mana kecerdasan buatan hadir bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperkuat kapasitas manusia itu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *