
Merayakan Kekayaan Budaya: Semarak Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 di Nusa Tenggara Barat
educare.co.id, Mataram – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 30 Oktober s.d. 1 November 2024 di Lombok Raya Hotel, Mataram, NTB.
Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi tuan rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2024, sebuah perayaan yang mengangkat keberagaman bahasa dan budaya lokal. Festival ini akan berlangsung dari tanggal 15 hingga 18 Maret 2024, dan diharapkan menjadi ajang yang meriah serta edukatif bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda.
Menggali Potensi Budaya Lokal
Festival Tunas Bahasa Ibu bukan hanya sekadar acara, tetapi juga merupakan platform untuk memperkenalkan dan melestarikan bahasa-bahasa daerah di NTB. Dalam festival ini, akan diadakan berbagai kegiatan, seperti lomba membaca puisi, cerita rakyat, dan pertunjukan seni tradisional. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya lokal di kalangan anak-anak dan remaja.
Kegiatan yang Menarik dan Edukatif
Selama festival, para peserta akan diajak untuk mengikuti berbagai workshop dan seminar yang menghadirkan para ahli bahasa dan budaya. Mereka akan membahas pentingnya melestarikan bahasa ibu dan dampaknya terhadap identitas budaya. Selain itu, festival ini juga akan menampilkan pameran kerajinan tangan dan produk lokal, memberikan kesempatan kepada pengrajin daerah untuk menunjukkan karyanya kepada pengunjung.
Kegiatan FTBI ini tidak lepas dari peran guru master dan pemerintah daerah. Lebih lanjut, Puji Retno menyampaikan rasa apresiasi yang tinggi terhadap komitmen pemerintah setempat yang telah menyelenggarakan FTBI di tingkat kabupaten dan kota. “Kami berharap, revitalisasi bahasa daerah ini terus dapat dilaksanakan dengan dukungan dari seluruh unsur pemangku kepentingan. Dan seluruh kabupaten dan kota dapat melaksanakan FTBI dengan dikoordinasikan oleh dinas setempat, bukan hanya atas inisiatif pribadi sekolah,” ucapnya.
Selanjutnya, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, mewakili Penjabat (Pj) Gubernur, membuka secara resmi kegiatan FTBI Tingkat Provinsi NTB dengan memberikan sambutan dan arahan terkait peran pemerintah daerah dan kebijakan bahasa daerah Provinsi NTB. Ia menyampaikan bagaimana tata pemerintahan kini memiliki arah yang lebih jelas.
“Kebijakan Badan Bahasa yang berada di bawah Kemendikdasmen menjadi bukti bahwa bahasa dianggap sebagai hal yang fundamental dalam pembentukan karakter anak. Bahasa yang baik, termasuk bahasa Ibu, menjadi jati diri dan budaya bangsa sehingga perlu ditanamkan sejak dini,” ungkapnya.
Gita menambahkan, Pemerintah Provinsi NTB terus berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh atas kebijakan pemerintah pusat. “Apabila ada arahan khusus, kami siap membentuk dinas kebudayaan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Dengan demikian, arahan dan wewenangnya akan lebih luas dan berdampak, sehingga kebijakan terkait bahasa dan budaya juga tidak akan di pingpong,” tuturnya.
Peran Aktif Masyarakat
Selanjutnya, ia juga mengapresiasi kepada Badan Bahasa atas pelaksanaan pelestarian bahasa daerah untuk menjaga identitas budaya, khususnya di NTB. “Semoga kegiatan-kegiatan kreatif dan inovatif seperti ini akan terus dilakukan. Bila kita miskin inovasi, tidak lama lagi bahasa daerah kita pasti akan tergerus,” tutupnya.
Selain Sekretaris Daerah Provinsi NTB, turut hadir juga perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Direktur IPDN Kampus NTB, perwakilan Wali Kota Mataram, dan mitra-mitra Balai Bahasa Provinsi NTB lainnya. Seluruh tamu undangan tersebut hadir untuk menunjukkan keterlibatannya dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah.
Festival ini diharapkan dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memastikan festival ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan Festival Tunas Bahasa Ibu dapat menjadi kegiatan tahunan yang dinantikan.
Menjaga Warisan Budaya
Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, pelestarian bahasa dan budaya lokal menjadi semakin penting. Festival ini tidak hanya merayakan keberagaman, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang. Melalui festival ini, diharapkan masyarakat dapat menyadari nilai dari bahasa ibu dan berkomitmen untuk melestarikannya.