Merajut Cerita: Lomba Mendongeng Inspiratif untuk Siswa Disabilitas Netra
educare.co.id, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, sebuah lomba mendongeng yang inspiratif digelar khusus untuk siswa disabilitas netra. Acara ini bertujuan untuk memberikan platform bagi mereka untuk mengekspresikan kreativitas dan menceritakan kisah-kisah yang menggugah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi luar biasa yang dimiliki oleh penyandang disabilitas.
Menghadirkan Kesempatan dan Kreativitas
Lomba mendongeng ini diadakan di sebuah sekolah inklusif dan diikuti oleh siswa-siswa dari berbagai usia. Meskipun memiliki keterbatasan penglihatan, para peserta menunjukkan bakat luar biasa dalam mendongeng, menggunakan suara dan imajinasi mereka untuk membawa pendengar ke dalam dunia cerita. Momen-momen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman.
“Lomba ini bukan hanya tentang memenangkan hadiah, tetapi tentang memberi suara kepada siswa-siswa disabilitas netra dan menunjukkan bahwa mereka bisa berkarya dengan cara yang unik,” ungkap salah satu panitia acara.
Cerita yang Menginspirasi
Setiap peserta mendongeng dengan penuh semangat, menyajikan berbagai tema mulai dari kisah-kisah rakyat hingga cerita fiksi yang mereka ciptakan sendiri. Penilaian dilakukan berdasarkan kreativitas, kejelasan penyampaian, dan kemampuan untuk menarik perhatian audiens. Beberapa cerita mengandung pesan moral yang kuat, menggugah emosi, dan mengajak pendengar untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas.
“Saya ingin menunjukkan bahwa meskipun saya tidak bisa melihat, saya masih bisa menceritakan kisah yang bisa menginspirasi orang lain,” ujar salah satu peserta dengan penuh percaya diri.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, mengungkapkan bahwa lomba mendongeng tersebut adalah bukti nyata bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang luar biasa. Menurutnya, mereka tidak hanya mampu mengikuti lomba tetapi juga menunjukkan kemampuan bercerita yang sangat baik.
Ganjar berharap para peserta dapat memberikan inspirasi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka. Ia menambahkan, bahwa Badan Bahasa akan mengupayakan dan mempertimbangkan pemberian penghargaan seperti beasiswa atau kemudahan akses pendidikan.
Dari total 50 peserta yang mendaftar, sebanyak 45 peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi. Setelah melalui tahap penyisihan yang ketat, akhirnya terpilih 5 finalis yang berhak tampil di babak final. Mereka adalah Yosi Nur Aini (SLB Negeri Tanjungpandan, Bangka Belitung), Sekar Galih (SLB A Pembina Jakarta), Yunita Pintu Batu (SLB-A Karya Murni, Medan, Sumatra Utara), Dela Rahmawati (SLB Negeri Banyuasin, Sumatra Selatan), dan Aldi Putra Ramadhan (SLB Negeri Martapura, Sumatra Selatan).
Meningkatkan Kesadaran dan Penerimaan
Acara ini juga dihadiri oleh orang tua, guru, dan masyarakat umum, yang datang untuk memberikan dukungan kepada para peserta. Melalui lomba ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya inklusi sosial dan penerimaan terhadap penyandang disabilitas. Banyak penonton yang mengaku terharu dan terinspirasi oleh penampilan para peserta.
“Kegiatan ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari keterbatasan fisiknya, memiliki kemampuan untuk berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” kata seorang pengunjung.
Kelima finalis ini berhasil memukau para juri dengan kemampuan bercerita yang luar biasa. Mereka dinilai oleh tiga juri yang kompeten di bidangnya, yaitu Palupi Mutiasih (Pendongeng), Rizal Zaid (Praktisi dan Pengajar Disabilitas Netra), dan Galih Sulistyaningra (Pemengaruh di bidang Pendidikan).
Rizal, seorang praktisi anak berkebutuhan khusus, juga melihat potensi besar pada para peserta. “Saya yakin ke depannya kita punya banyak pendongeng-pendongeng handal yang tidak kalah dari teman-teman pada umumnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Galih, seorang Pemengaruh di bidang Pendidikan, menilai lomba ini sebagai langkah maju dalam mewujudkan pendidikan inklusif. “Ini bukan hanya jargon, tapi benar-benar kita praktikkan,” ujarnya.
Adapun kriteria penilaian yang digunakan meliputi penguasaan materi, penggunaan bahasa, kreativitas, dan penampilan. Peserta dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyampaikan cerita dengan jelas, menarik, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, kreativitas dalam mengadaptasi cerita dan kemampuan tampil percaya diri juga menjadi pertimbangan penting.
Salah satu finalis, Sekar Galih, berhasil memukau para juri dengan dongengnya tentang Taman Banjarsari. Dengan semangat yang membara, Sekar mengajak penonton untuk mengunjungi tempat yang ia gambarkan dengan sangat hidup. Keberhasilan Sekar ini membuktikan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.
Dengan diselenggarakannya lomba ini, diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak lagi siswa disabilitas untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat. Selain itu, lomba ini juga diharapkan dapat meningkatkan inklusi sosial dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak Indonesia untuk mengakses dan menikmati dunia literasi.
Berikut daftar nama para pemenang Lomba Mendongeng bagi Penyandang Disabilitas Netra Tahun 2024, ialah 1) Yunita Pintu Batu (SLB-A Karya Murni, Medan, Sumatra Utara); 2) Yosi Nur Aini (SLB Negeri Tanjungpandan, Bangka Belitung); 3) Sekar Galih (SLB A- Pembina Jakarta); 4) Aldi Putra Ramadhan (SLB Negeri Martapura, Sumatra Selatan); dan 5) Della Rahmawati (SLB Negeri Banyuasin, Sumatra Selatan).
Penutupan yang Hangat
Lomba mendongeng ditutup dengan penghargaan bagi semua peserta, di mana setiap anak mendapatkan medali dan sertifikat sebagai bentuk apresiasi. Suasana penuh kegembiraan dan kebanggaan mewarnai acara tersebut, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi semua yang terlibat.
Dengan diadakannya lomba mendongeng ini, diharapkan bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memahami dan mendukung hak-hak penyandang disabilitas, serta mendorong mereka untuk mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri mereka.