Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia: Inisiatif Terbaru Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra

EduNews

educare.co.id, Canberra – Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Pada tahun ini, Atdikbud RI bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Negeri Semarang untuk mengirim 18 mahasiswa berprestasi sebagai guru bantu Bahasa Indonesia ke berbagai sekolah di Australia.

Para mahasiswa ini akan ditempatkan di empat kota besar Australia: Canberra, Melbourne, Adelaide, dan Scottshead, dari tanggal 22 Juli hingga 27 September 2024, selama satu term akademik. Selama masa penempatan, mereka akan bekerja sama dengan guru-guru sekolah setempat untuk merancang rencana pembelajaran dan mendukung pelaksanaan kelas Bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan interaktif bagi para siswa.

Mukhamad Najib, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra, menjelaskan bahwa para mahasiswa ini adalah bagian dari program Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) internasional, yang merupakan bagian dari tugas akhir mereka di universitas masing-masing. “Ini juga merupakan bagian dari program mobilitas internasional mahasiswa yang ditawarkan oleh universitas di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari universitasnya, para mahasiswa ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik,” ujar Najib.

Najib menambahkan bahwa selama dua tahun terakhir, Atdikbud telah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia untuk mengirimkan mahasiswa sebagai guru bantu dalam program PKM Internasional. Atdikbud bertanggung jawab untuk mencarikan sekolah-sekolah di Australia yang membutuhkan bantuan guru Bahasa Indonesia dan siap menerima mahasiswa yang melakukan PKM.

“Tahun ini adalah tahun ketiga Kantor Atdikbud RI di Canberra menjalankan program ini. Tujuannya adalah untuk membantu siswa Australia belajar Bahasa Indonesia dengan lebih baik, mengingat banyak sekolah di Australia yang kekurangan guru Bahasa Indonesia,” ungkap Najib.

Najib juga berharap bahwa melalui pengalaman ini, mahasiswa Indonesia akan memperoleh wawasan yang berharga tentang sistem pendidikan di Australia, sekaligus menjadi duta budaya yang memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada para siswa di sekolah-sekolah Australia.

Reaksi positif juga datang dari para guru di Australia. Margo Smith, guru Bahasa Indonesia di St. Clare Assisi Primary School, sangat menghargai kehadiran guru bantu dari Indonesia. “Ini sangat penting agar para siswa dapat berlatih percakapan langsung dengan penutur asli Bahasa Indonesia,” ujarnya.

Tata Survi, guru Bahasa Indonesia di Hunting Tower School Melbourne, juga mengungkapkan betapa banyaknya manfaat yang dirasakan dari kehadiran mahasiswa Indonesia dalam program PKM ini. Begitu pula dengan Peter Monteath dari Adelaide, yang mengapresiasi dukungan KBRI Canberra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Adelaide, terutama di Flinders. “Semoga kehadiran guru bantu Bahasa Indonesia semakin memotivasi para siswa untuk belajar Bahasa Indonesia,” katanya.

Inisiatif ini bukan hanya tentang pengajaran bahasa, tetapi juga tentang memperkuat hubungan budaya dan diplomasi antara Indonesia dan Australia. Semoga para mahasiswa ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dan memperluas pengetahuan serta kecintaan terhadap budaya Indonesia di kalangan siswa Australia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *