Menggali Inspirasi, Mendikbudristek Ajak Bincang Enam Siswa Berprestasi

EduNews EduSchool Edutainment

Educare – Dari berbagai ajang kompetisi dan lomba yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), telah menghasilkan 2.309 talenta siswa berprestasi di tingkat nasional, dan 68 raihan penghargaan di kancah internasional. Sebagai bentuk penghargaan kepada mereka, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengajak enam siswa berprestasi untuk berbincang dan berbagi inspirasi agar tetap berprestasi.

“Ini suatu hari yang sangat membahagiakan untuk saya karena di masa yang sangat sulit ini, kita masih bisa terinspirasi berkat adik-adik semua terutama yang sedang bincang-bincang hari ini. Ini luar biasa untuk bisa mencapai prestasi di tengah masa yang penuh tantangan seperti ini,” ujar Menteri Nadiem membuka bincang-bincang secara daring, pada Minggu (5/9).

Menurut Menteri Nadiem, prestasi para pelajar Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional membuat pemerintah bangga dan termotivasi untuk bekerja dan terus mendedikasikan waktu untuk negara. “Kita perlu lebih banyak inspirasi dan saya sangat senang sekali dibantu dengan prestasi kalian,” ungkap Menteri Nadiem.

Dalam bincang-bincang yang ditayangkan pada kanal Youtube Kemendikbud RI, Menteri Nadiem memberikan kesempatan kepada enam pelajar berprestasi untuk bertanya dan berbagi pengalaman agar menjadi motivasi bagi siswa lainnya. Kesempatan pertama, Zaid Naufal, peraih juara dan pemain terbaik pada Gala Siswa Indonesia tahun 2020 bertanya kiat-kiat menjadi orang sukses di usia muda. “Mas Menteri, kira-kira apa yang harus kami lakukan agar kami bisa sukses di usia muda dan terus berprestasi seperti Mas Menteri,” ujar siswa SMP Negeri 2 Tidore ini.

Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Nadiem berpesan kepada para siswa berprestasi untuk selalu otentik, selalu mengikuti potensi yang ada dalam diri. “Kita harus menekuni passion kita, hobi kita, saya yakin akan berprestasi di dalam bidang tersebut,” ujar Menteri Nadiem.

Untuk itu, kepada para pelajar berprestasi, Menteri Nadiem menyampaikan tiga hal yang menurutnya harus dilakukan. Pertama, memiliki komunitas yang memicu untuk berprestasi. “Cari teman-teman yang sama-sama berambisi untuk menciptakan sesuatu atau mencapai prestasi di bidangnya,” ungkap Menteri Nadiem.

Kedua, jangan pernah membiarkan orang lain menentukan masa depan. Menurutnya, musuh utama untuk meraih kesuksesan adalah suara dalam diri yang muncul dari luar. “Kemampuan kita untuk mencapai hal-hal luar biasa itu semuanya berawal dari keyakinan kita sendiri terhadap kemampuan diri kita untuk mencapai sesuatu,” ujar Menteri Nadiem.

Selanjutnya adalah berani mengambil resiko untuk melakukan hal-hal yang sulit yang memiliki peluang gagalnya besar. “Lakukan sesuatu yang tidak nyaman karena dari situlah kita bisa terus berkembang sebagai orang yang berprestasi di bidangnya,” pesan Menteri Nadiem.

Sementara itu, siswa SMAN 5 Semarang yang merupakan peraih juara pertama Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KOPSI) tahun 2020, Aisyah Afnan bertanya hal yang paling mengesankan dalam hidup Menteri Nadiem dan selalu diingat hingga saat ini. Menjawab hal ini, Mendikbudristek menceritakan saat ia masih sebagai CEO Go-jek

Pada saat itu, Menteri Nadiem sangat tersentuh hatinya ketika melihat tangis bahagia seorang supir Go-jek bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi karena memperoleh pendapatan tambahan sebagai supir Go-jek. “Saya merasa senang jika apa yang kita lakukan itu benar-benar memberikan suatu jendela, memberikan suatu kesempatan bagi banyak orang untuk menyekolahkan anaknya, membantu ibunya yang sakit, dan lain-lain. Jadi bukan hanya bisnis saja,” imbuh Menteri Nadiem.

Penanya selanjutnya, Evelyn Fedora Fonbeth, seorang siswa berkebutuhan khusus asal SMA Spectrum Tangerang yang menjadi juara pertama lomba vokal solo pada Ajang Kreasi dan Apresiasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (AKA-PDBK) tahun 2020. Evelyn meminta pesan dari Mendikbudristek untuk teman-temannya yang sama-sama memiliki kebutuhan khusus untuk tetap semangat dan berprestasi.

Menjawab Evelyn, Menteri Nadiem mengatakan, walaupun peserta didik memiliki kekurangan di satu aspek tapi Tuhan juga memberikan kelebihan di satu aspek. Untuk itu, kata Menteri Nadiem, sistem pendidikan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus harus bisa menjadi suatu jendela untuk mengeluarkan talenta-talenta atau kemampuan yang ada pada setiap peserta didik berkebutuhan khusus. “Kita harus benar-benar mencari bakat dan talenta talenta pada anak-anak yang punya kebutuhan khusus dan menunjukkan bahwa sebenarnya kemampuan untuk meraih prestasi itu tidak ada batasnya,” ujar Mendikbudristek.

Selanjutnya terkait manajemen waktu, mahasiswa asal Institut Teknologi Sepuluh November yang merupakan juara pertama Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun 2018, Daniyah, meminta tips dan trik Mendikbudristek dalam membagi waktu. Menjawab hal ini, Menteri Nadiem menyampaikan beberapa prinsip dasar untuk efisiensi waktu, di antaranya harus berani bilang tidak pada hal-hal yang bukan prioritas. Kedua, pastikan kita punya tim yang hebat yang bisa mendelegasikan dan membagi tugas secara efisien.

Ketiga, selalu sisakan waktu untuk berpikir. Keempat, efektivitas di dalam pertemuan. “Sebagai anak muda harus selalu berorientasi pada aksi. Jadi apa langkahnya, tanggung jawabnya siapa, kamu ngerjain apa, kapan jatuh temponya,” tutur Mendikbudristek.

Selanjutnya, satu hal lagi yang terpenting adalah selalu sisakan waktu untuk hal-hal yang membuat bahagia. “Temukanlah apa yang membuat kita bahagia dan pastikan sisakan waktu setiap minggu untuk bisa mengalami rasa bahagia itu. Sisakan waktu yang membuat kita tenang, membuat kita bahagia. Bahagia itu sangat penting,” ujar Mendikbudristek.

Sementara itu, Charistya Herandy, mahasiswa asal Universitas Gadjah Mada yang merupakan juara pertama bidang riset sosio humaniora pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2020 menanyakan bagaimana cara Menteri Nadiem mencari jalan keluar ketika menemui hambatan yang intens hingga mandek.

Menjawab hal ini, Menteri Nadiem mengatakan hambatan yang intens hingga mandek adalah jalan orang sukses yang memiliki ambisi untuk meraih keberhasilan. “Jangan anggap hambatan itu adalah suatu monster yang membuat ketakutan hingga terus-terusan mengeluarkan suara untuk berhenti hingga putus asa,” kata Mendikbudristek.

Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan ketika mandek, kata Menteri Nadiem, pertama melakukan sesuatu yang berbeda. “Kita ambil break sebentar melakukan satu hal yang membuat kita bahagia, berinteraksi dengan orang. Jadi kita harus mengganti suasana yang akan menemukan suatu emosi yang baru,” ujar Mendikbudristek.

Kedua, ketika hal yang sedang dikerjakan harus benar-benar dilakukan dan tidak punya kesempatan untuk pindah topik, maka kata Mendikbudristek lakukan saja tanpa berpikir kualitasnya bagus atau tidak. Ketiga adalah olah raga. “Olah raga ini akan secara otomatis mengeluarkan kita dari semua pemikiran-pemikiran yang sangat merumitkan,” ujar Mendikbudristek.

Terakhir, lanjut Mendikburistek, hal yang dilakukan ketika mandek adalah membaca buku. “Kalau saya baca buku dan mendalami buku, menurut saya secara psikologis bisa mengeluarkan kita dari situasi mandek,” pungkas Mendikbudristek.

Di akhir dialog, Mendikbudristek berpesan kepada semua siswa berprestasi untuk tetap semangat dalam melakukan yang terbaik karena prestasi atau pencapaian tidak hanya sebatas medali atau juara prestasi. “Prestasi sebenarnya adalah Anda sudah mengambil resiko untuk mengikuti kompetisi ini, keberanian untuk menerima kegagalan atau kemenangan. Itu sebenarnya prestasi yang terpenting,” tutup Menteri Nadiem.

Untuk menyaksikan tayang bincang ini dapat diakses pada tautan : https://www.youtube.com/watch?v=99WvJ9sVFy4.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *