Kembali ke KidZania Jakarta: Kisah Seorang Ayah Antar Dua Generasi

educare.co.id – Sudah lebih dari satu dekade pak Jamil tidak lagi menjejakkan kakinya di KidZania Jakarta. Ingatannya kembali melayang ke tahun 2009, saat ia menggandeng tangan anak pertamanya—seorang putri kecil berusia 6 tahun—yang dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu masuk ke dunia bermain peran itu.

Waktu berlalu, dari usia 6 hingga 10 tahun, Pak Jamil setia menemani putrinya menjelajah berbagai profesi di KidZania. Dari menjadi perawat bayi di ruang pengasuhan, mengenakan seragam pemadam kebakaran, hingga merasakan sensasi mengendalikan kokpit sebagai pilot cilik. Baginya, setiap kunjungan selalu meninggalkan jejak kenangan: tawa, rasa bangga, dan percakapan hangat di perjalanan pulang tentang cita-cita si kecil.

Kini, 12 tahun berselang, putri yang dulu ia antar sudah berusia 22 tahun. Tak lagi berlari kecil mencari pengalaman baru di dalam arena, tetapi mulai menapaki kehidupannya sendiri sebagai orang dewasa. Namun, cerita Pak Jamil bersama KidZania belumlah selesai.

Hari ini, giliran anak keduanya—seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun—yang ia antar ke tempat yang sama. Rasanya seperti mengulang waktu: kembali ke pintu masuk KidZania, kembali melihat sorot mata penuh antusias, dan kembali mendengar celoteh polos tentang profesi impian. Bedanya, kali ini ada rasa nostalgia yang menyertai, karena lorong-lorong KidZania masih terasa sama. Tidak banyak yang berubah, tetap seru, tetap penuh warna, tetap menjadi dunia impian anak-anak.

“Dulu kakaknya paling suka main jadi pemadam, pilot, sampai mengasuh bayi. Sekarang adiknya juga terlihat sama bersemangatnya. Rasanya, KidZania memang punya cara sendiri menyalakan imajinasi anak-anak,” ujar sang ayah sambil tersenyum.

Bagi keluarga ini, KidZania bukan sekadar arena bermain. Ia adalah ruang kenangan lintas generasi, tempat di mana anak-anak bisa bermimpi, berperan, dan membangun percaya diri.

Pak Jamil hanya berharap, KidZania Jakarta akan terus menjadi ruang inspirasi bagi anak-anak Indonesia. Sebuah ruang yang tak hanya menghadirkan tawa, tetapi juga menyalakan harapan akan masa depan yang gemilang.