
Dosen UNDIP Raih Penghargaan Paten Granted Terbanyak Kedua
Semarang (educare.co.id) – Mohamad Endy Julianto, S.T., M.T., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP), meraih penghargaan sebagai dosen dengan jumlah Paten Granted terbanyak kedua di UNDIP. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam menghasilkan Kekayaan Intelektual (KI) melalui penelitian inovatif di bidang teknologi dan pengembangan produk berbasis masyarakat.
Salah satu inovasi unggulan Endy bersama timnya adalah pengembangan teh hijau bebas kafein. Inovasi ini diwujudkan melalui riset berjudul “Pengembangan Proses Biotermokimia Gelombang Mikro untuk Produksi Nanopolifenol Teh Hijau Bebas Kafein yang Termodifikasi Kolagen.” Penelitian tersebut didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Endy mengungkapkan bahwa penelitian ini merupakan hasil kolaborasi dengan Hermawan Dwi Ariyanto, S.T., M.Sc., Ph.D.; Dr. Indah Hartati; Didik Ariwibowo, S.T., M.T.; serta mahasiswa Elsan Febiyanti, Nurika Nazilatul Ilmi, Deas Oky Pratama, dan Nadya Fitria Azzahra.
Dalam penelitiannya, Endy menjelaskan bahwa polifenol dalam teh hijau memiliki manfaat sebagai antioksidan, antikanker, antihipertensi, dan antiobesitas. Namun, kandungan kafein sering menjadi kendala dalam konsumsi teh hijau, terutama untuk produk pangan fungsional. Untuk itu, tim peneliti mengembangkan proses microwave blanching yang mampu menghilangkan kafein tanpa merusak komponen bioaktifnya.
“Proses ini juga memungkinkan kafein diekstrak sebagai produk nutrasetikal tambahan,” jelas Endy, dikutip dalam laman undip (17/1). Tantangan lainnya adalah sifat polifenol yang tidak stabil di lingkungan basa dan suhu tinggi, sehingga bioavailabilitasnya menurun saat dicerna.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Endy dan tim menerapkan teknologi nanoenkapsulasi menggunakan biopolimer liposom termodifikasi kolagen. Terinspirasi dari karakteristik belut yang licin dan fleksibel, kolagen dipilih sebagai pelindung senyawa polifenol selama proses pencernaan.
“Teknologi ini meningkatkan bioavailabilitas dan efisiensi pelepasan senyawa aktif hingga 15-250 kali lipat. Dengan nano liposom kolagen, stabilitas polifenol tetap terjaga bahkan pada suhu 50°C,” ujar Endy. Modifikasi ini memungkinkan senyawa aktif mencapai sel tubuh yang membutuhkan secara lebih efektif.
Penelitian ini juga melibatkan kerja sama dengan mitra industri dan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung. Hasil riset tersebut diharapkan segera dikomersialisasikan menjadi produk teh hijau premium bebas kafein yang kompetitif di pasaran.
“Semoga inovasi ini dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat, terutama sebagai solusi diet sehat dan alternatif bagi mereka yang membutuhkan konsumsi rendah kafein,” harap Endy.
Penghargaan yang diterima Endy menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya dalam meningkatkan kualitas riset dan pendidikan di UNDIP. Pihak universitas berharap pencapaian ini dapat memotivasi insan akademik lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi.