Tim Mahasiswa ITB Raih Juara 1 di Ajang Global Student Innovation Challenge 2025

EduNews EduSchool

educare.co.id, Bandung – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses meraih Juara Pertama dalam kategori Engineering Application pada ajang Global Student Innovation Challenge (GSIC) 2025. Kompetisi ini menjadi wadah pengembangan keprofesian dan inovasi ilmiah mahasiswa ITB yang diselenggarakan oleh Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB.

Tim pemenang yang menamakan diri BioEt terdiri dari Abdul Hakam (Teknik Bioenergi dan Kemurgi, 2021), Nailah Zakiyyah Lanjarsari (Rekayasa Pertanian, 2021), Annisa Ramadina (Kriya, 2021), Ghani Naoval Prawiradikarta (Teknik Bioenergi dan Kemurgi, 2021), dan Nabil Karim Abdurrahman (Teknik Fisika, 2022). Mereka memenangkan kompetisi berkat inovasi berupa generator bioetilen portabel yang dirancang untuk mendukung efisiensi distribusi pascapanen kelapa sawit.

Inovasi ini memungkinkan proses pematangan dan pembrondolan sawit dilakukan lebih cepat tanpa perlu memasukkan tandan kosong ke dalam sterilizer, sehingga menghemat ruang dan energi dalam proses sterilisasi.

“Ide ini berawal dari salah satu mata kuliah di Teknik Bioenergi dan Kemurgi yang diampu oleh Dr. Carolus Borromeus Rasrendra, S.T., M.T., yang menginspirasi tim mencari celah intensifikasi dalam rantai proses pengolahan sawit,” tutur ketua tim, Abdul Hakam, dalam siaran tertulis ITB (23/4).

Meskipun perangkat serupa telah dikembangkan di negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, tim BioEt menciptakan inovasi yang lebih aplikatif bagi sektor kelapa sawit di Indonesia. Mereka memulai proyek dengan melakukan reverse engineering dan pengujian terhadap alat luar negeri sebelum mengembangkan sistem yang lebih optimal.

Dalam proses pengembangannya, tim bekerja sama dengan Teknik Kimia ITB untuk merancang katalis gamma-alumina lokal yang mampu meningkatkan efisiensi produksi etilen melalui proses dehidrasi alkohol.

“Inovasi yang kami buat lebih dari sekadar mereplikasi. Kami melakukan rekayasa lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas etilen yang dihasilkan. Setelah tahap rekayasa dianggap cukup, kami mulai melakukan manufaktur prototype, merancang sistem kontrol instrumen, dan menguji alat di laboratorium FTI ITB guna memastikan kemurnian etilen yang dihasilkan,” ujar Ghani.

Selama pelaksanaan proyek, tim juga menyusun draft paten, memproduksi prototipe, dan melakukan serangkaian uji coba laboratorium. Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah presentasi proyek dan pemaparan poster ilmiah di hadapan dewan juri GSIC 2025.

Kemenangan tim BioEt tidak hanya mencerminkan keunggulan teknis, tetapi juga kepekaan mereka dalam menawarkan solusi nyata yang berorientasi pada keberlanjutan industri.

Melalui pengembangan generator bioetilen portabel ini, tim berharap dapat menghadirkan solusi efisien bagi sektor sawit nasional, serta berkontribusi dalam pengurangan limbah tandan kosong yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *