SIR Buka Kembali Kelas Jarak Jauh bagi Peserta Didik Baru di Kawasan Timur Tengah
educare.co.id, Riyadh – Guna memberikan kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak, Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) membuka kembali kelas jarak jauh bagi anak usia sekolah yang berada di Saudi Arabia dan Kawasan Timur Tengah lainnya. Program kelas jarak jauh ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menuntaskan wajib belajar 12 tahun bagi seluruh warga negara Indonesia di seluruh dunia.
“Kelas Jarak Jauh Sekolah Indonesia Riyadh merupakan salah satu kegiatan belajar mengajar Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di dunia untuk mendukung program Pemerintah Republik Indonesia agar seluruh pelajar yang berwarga Negara Indonesia menuntaskan wajib belajar 12 tahun,” ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Arab Saudi, Badrus Sholeh, pada Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kelas Jarak Jauh Sekolah Indonesia Riyadh tahun ajaran 2023/2024 secara daring, pada Kamis (20/7).
Sosialisasi PPDB ini diikuti oleh 37 peserta wali murid, pelaksana Bidang Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud), perwakilan KBRI Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan, serta beberapa siswa Indonesia yang tinggal di Bahrain, Mozambique, Pakistan, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Oman, Libya, Syria, dan beberapa negara lainnya.
Badrus menyampaikan, program kelas jarak jauh Sekolah Indonesia Riyadh ini hadir untuk menjawab kegelisahan para orang tua Indonesia yang ingin menyekolahkan anaknya. “Laporan yang kami terima melalui berbagai informasi bahwa cukup banyak pelajar di Arab Saudi dan berbagai negara di kawasan Timur Tengah terkendala dokumen atau keterbatasan lain sehingga tidak memiliki kesempatan belajar di sekolah lokal atau internasional,” tutur Atdikbud.
Terkait siswa yang tidak memiliki dokumen seperti akta kelahiran, izin tinggal yang melewati batas, dan belum memiliki kartu keluarga, Atdikbud Badrus mengatakan SIR akan menerima siswa tersebut dengan syarat wali siswa akan memproses dokumen yang memang sangat dibutuhkan bagi siswa, baik untuk melengkapi data pokok pendidikan (dapodik) maupun untuk kebutuhan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
“Ini sebagai bagian dari komitmen sekolah, di mana pemerintah Indonesia memberi perlindungan dan pelayanan bagi seluruh warga negara, maka Sekolah Indonesia Riyadh juga menerima,” ungkap Atdikbud Badrus.
Pada kesempatan ini, Kepala SIR, Mustajib, melaporkan bahwa Sekolah Indonesia Riyadh secara resmi terpisah dari Sekolah Indonesia Pancasila Jeddah pada tahun 1985 dengan membuka kelas reguler multijenjang TK, SD, SMP dan SMA. Tahun 2021 secara resmi SIR diberikan izin mengelola kelas jarak jauh dengan mendapat sambutan antusias dari wali siswa dan siswa dari berbagai Negara.
“Cukup banyak alumni SILN Arab Saudi yang melanjutkan studi di perguruan tingginNegeri dan swasta terbaik di Indonesia, maupun berbagai berguruan tinggi luar negeri, di antaranya di University of British Columbia, Canada, dan beberapa universitas di Malaysia, Inggris dan Turki,” tutur Mustajib.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Indonesia Riyadh, Hijrah Baihaqie, menyampaikan sejak dibuka pada 2021 hingga bulan Juli 2023 ini, siswa kelas jarak jauh SIR berjumlah 71 orang yang terdiri dari 9 siswa TK, 40 siswa SD, 13 siswa SMP, dan 9 siswa SMA. Ke-71 orang ini berasal dari beberapa kota di Arab Saudi yaitu Jizan, Khobar, Madinah, Dhahran, Majmaah, dan Jubail. Selain itu, ada juga dari Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman, Jordan, Turki, Pakistan, Sinegal, Mozambique, Kuwait, Tunisia, Sudan, Uzbekistan serta Mesir.
“Proses belajar mengajar kelas jarak jauh SIR dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan kelas reguler di Sekolah Indonesia Riyadh. Kecuali kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 SD, kelas jarak jauh gurunya terpisah,” lanjutnya.
Salah satu perwakilan dari KBRI di Mozambique, Syahrudin, menyampaikan bahwa kelas jarak jauh ini sangat membantu anak Indonesia, khususnya di Mozambique mendapatkan pendidikan di sekolah. “Kami merasa bahagia karena mengetahui bahwa Bapak/Ibu guru yang telah tersertifikasi sebagai guru dengan standar nasional. Ini sekolah full dari jam 7 pagi dengan koneksi internet yang sudah cukup, 12 megabit per second. Kami sekeluarga sangat puas sekali dengan pelayanan Bapak/Ibu guru di SIR,” tutur Syahrudin.