Sejarah Hari Sumpah Pemuda

EduNews Edutainment

EDUCARE.CO.ID, Awal abad ke-20, Indonesia belum dikenal sebagai satu bangsa. Rakyat hidup di bawah penjajahan Belanda, terpecah ke dalam suku, bahasa, dan daerah.
Namun, seiring munculnya pendidikan Barat, generasi muda mulai menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dikalahkan jika bangsa ini bersatu.

Dari kesadaran itu lahirlah organisasi pemuda daerah seperti:

  • Jong Java (1918)
  • Jong Sumatera (1919)
  • Jong Ambon (1920)
  • Jong Celebes (1924)

Organisasi ini awalnya bersifat kedaerahan, tapi lama-lama mereka merasa semangat perjuangan tak bisa dibatasi wilayah.

“Kebangkitan organisasi pemuda menjadi cikal bakal lahirnya semangat nasionalisme Indonesia yang menembus batas etnis dan daerah.”
Kemendikbudristek, 2023

Kongres Pemuda I: Menyatukan Pikiran

Langkah besar pertama terjadi pada 30 April – 2 Mei 1926 ketika digelar Kongres Pemuda I di Jakarta.
Tujuannya sederhana: menyatukan pandangan organisasi pemuda agar memiliki tujuan nasional yang sama.

Kongres ini dihadiri tokoh-tokoh muda dari berbagai organisasi. Meskipun belum menghasilkan keputusan besar, namun semangatnya jelas — menyatukan cita-cita Indonesia merdeka.

Kongres pertama inilah yang menumbuhkan ide untuk membuat kongres lanjutan yang lebih besar dan konkret, yang kemudian terwujud dua tahun berikutnya.

Kongres Pemuda II: Titik Balik Sejarah (27–28 Oktober 1928)

Kongres Pemuda II dilaksanakan di Jakarta selama dua hari. Berbeda dari kongres sebelumnya, acara ini disusun lebih matang dan melibatkan lebih banyak organisasi dari berbagai daerah.

Kongres ini digelar di tiga tempat bersejarah:

  1. Gedung Katholieke Jongelingen Bond (KJB), Lapangan Banteng
  2. Gedung Oost-Java Bioscoop, Kramat Raya
  3. Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya No. 106 — kini menjadi Museum Sumpah Pemuda.

Dalam kongres ini, para pemuda berdebat panjang tentang masa depan Indonesia. Mereka menyadari, perjuangan bersenjata saja tidak cukup tanpa rasa kebangsaan dan kesatuan.

“Kongres Pemuda II menegaskan cita-cita persatuan bangsa Indonesia yang mandiri dan berdaulat. Ikrar Sumpah Pemuda menjadi fondasi semangat nasionalisme hingga kini.”
Museum Sumpah Pemuda, Kemendikbudristek

Isi Resmi Sumpah Pemuda

Dari Kongres Pemuda II, lahirlah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Berikut naskah aslinya yang dikutip dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI):

  • Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  • Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Fakta Menarik: Lagu “Indonesia Raya” Pertama Kali Dinyanyikan Diam-Diam

Momen paling bersejarah dari kongres ini adalah ketika Wage Rudolf Supratman, seorang wartawan dan musisi muda, memperdengarkan untuk pertama kalinya lagu ciptaannya: “Indonesia Raya.”

Lagu tersebut dimainkan menggunakan biola secara instrumental karena saat itu pemerintah kolonial melarang lagu bertema kebangsaan.
Namun, irama dan semangatnya menggugah seluruh peserta kongres.

“Lagu Indonesia Raya menjadi simbol gerakan persatuan dan semangat kebangsaan, sekaligus memperkuat makna Sumpah Pemuda.”
Kemendikbudristek, 2023

Tokoh-Tokoh di Balik Sejarah Sumpah Pemuda

Berikut adalah beberapa nama pemuda hebat di balik peristiwa monumental ini:

  • Soegondo Djojopoespito – Ketua Kongres Pemuda II
  • Muhammad Yamin – Perumus naskah Sumpah Pemuda
  • Amir Syarifuddin Harahap – Wakil dari Jong Batak
  • Wage Rudolf Supratman – Pencipta “Indonesia Raya”
  • Sarmidi Mangoensarkoro – Aktivis pendidikan
  • J. Leimena – Tokoh muda dari Jong Ambon
  • Poernomowoelan dan Siti Sundari – Tokoh perempuan muda yang turut aktif dalam gerakan

Rata-rata dari mereka berusia di bawah 25 tahun — membuktikan bahwa perubahan besar bangsa ini memang dimulai oleh anak muda.

Makna Sumpah Pemuda di Era Sekarang

Meski diikrarkan hampir satu abad lalu, nilai Sumpah Pemuda masih sangat relevan.
Kemenpora RI menetapkan tema peringatan tahun 2025:
Sumber resmi: Kemenpora RI

“Pemuda harus menjadi kekuatan pemersatu bangsa, bukan hanya lewat simbol, tapi melalui karya, inovasi, dan kontribusi nyata.”
Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga RI

Dulu, pemuda 1928 memperjuangkan kemerdekaan dengan pena, pikiran, dan tekad.
Kini, pemuda 2025 berjuang dengan ide, kreativitas, teknologi, dan kolaborasi.

Nilai-nilai yang diwariskan tetap sama:

  • Persatuan di tengah perbedaan.
  • Kemandirian dan semangat berkarya.
  • Tanggung jawab sosial dan kepemimpinan.
  • Cinta tanah air yang diwujudkan melalui tindakan nyata.

Seperti dikatakan dalam pedoman resmi Kemenpora:

“Peringatan Hari Sumpah Pemuda adalah momentum menggerakkan pemuda untuk menjadi solusi, bukan sumber masalah.”
Panduan Resmi HSP 2025, Kemenpora RI

Kenapa Sejarah Ini Harus Terus Dikenang

  1. Karena tanpa Sumpah Pemuda, mungkin Indonesia belum memiliki fondasi persatuan sebelum kemerdekaan.
  2. Karena pemuda dulu berjuang tanpa teknologi, tapi punya kekuatan solidaritas luar biasa.
  3. Karena semangat 1928 membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari generasi muda.

( SCP )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *