
Pameran Karya Seni Instalasi di Bandara Minangkabau: Menggali Sejarah WTBOS
educare.co.id, Padang – Empat perupa Sumatra Barat menampilkan karya seni instalasi di Bandar Udara Internasional Minangkabau dalam pameran bertajuk “Seri Karya Seni Instalasi untuk Memperingati 5 Tahun Penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai Warisan Dunia.” Pameran ini telah berlangsung sejak Juni 2024 dan akan berlanjut hingga Desember 2024.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menekankan pentingnya mempersembahkan narasi sejarah yang lebih inklusif. “Cerita tentang WTBOS seringkali terjebak dalam perspektif kolonial, sehingga suara masyarakat yang bekerja di sana seringkali terabaikan,” ungkapnya di Padang pada 18 September.
Karya instalasi ini menggambarkan perjalanan sejarah melalui seni. Hilmar berharap pameran ini dapat menginspirasi bandara di seluruh Indonesia untuk memberi ruang bagi seni visual, mendorong agenda kebudayaan yang lebih luas.
Karya yang Memukau dan Bermakna
Pameran ini mencakup berbagai instalasi yang mengedukasi dan mengajak pengunjung untuk merenungkan sejarah. Karya pertama, ‘Aset’ oleh Arif Rahman, menggambarkan kereta api Mak Itam dengan kolase gambar pemain tambua tasa. Karya ini mencerminkan kompleksitas identitas lokal.
Selanjutnya, ‘Pohon Hikayat’ karya Romi Armon mengajak pengunjung menelusuri kisah-kisah sejarah melalui metafora pohon, kritis terhadap dampak kolonialisme dan isu lingkungan.
Instalasi ketiga, “Manuskrip Emas Hitam” oleh Nasrul Palapa dan Erlangga, menggunakan medium tak konvensional untuk menceritakan perjalanan batubara dari penemuan hingga eksploitasi. Nasrul menekankan bahwa naskah hidup ini mengisahkan perlawanan masyarakat lokal terhadap penindasan.
Warisan yang Tak Boleh Dilupakan
Karya-karya ini tidak hanya merayakan WTBOS tetapi juga mengingatkan akan jejak kolonial yang menyertainya. Mahatma, kurator pameran, menekankan pentingnya mengenang penderitaan yang membentuk sejarah masyarakat.
Pameran ini diadakan di bandara, sebuah ruang publik yang menghubungkan berbagai kalangan. Dengan rata-rata seratus ribu penumpang setiap bulan, pameran ini memberikan kesempatan besar untuk memperkenalkan karya seni kepada dunia.
Dengan harapan dapat membangun ruang dialog mengenai warisan budaya dan keberlanjutan lingkungan, pameran ini berperan sebagai platform penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Melalui karya seni ini, diharapkan pengunjung dapat menghargai dan merawat WTBOS, menjaga identitas dan budaya lokal.