Merayakan 75 Tahun Persahabatan: Langkah Baru Indonesia dan Australia dalam Pendidikan dan Ekonomi

EduNews

educare.co.id, Brisbane – Di usianya yang ke-75, hubungan antara Indonesia dan Australia telah memasuki babak baru yang menggembirakan. Persahabatan kedua negara ini semakin menguat, terutama melalui kerja sama yang solid dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Momen bersejarah ini dirayakan dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono, di Chancellery Building, Griffith University, pada Rabu (21/8).

Kuliah umum dengan tema “The Road Ahead: Commemorating 75 Years of Indonesia-Australia” menjadi bagian dari rangkaian acara Ambassador Goes to Campus yang digelar oleh Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra. Mukhamad Najib, Atdikbud KBRI Canberra, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia melalui promosi kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian.

Dubes Siswo Pramono disambut hangat di Griffith University oleh berbagai tokoh penting, termasuk Professor Sarah Gardiner selaku Director of Griffith Institute for Tourism, Christoph Nedopil Wang dari Griffith Asia Institute, Cordia Chu dari Center for Environment and Population Health, serta Febi Dwirahmadi dari Global Health Griffith University. Griffith University merupakan salah satu universitas yang proaktif dalam membangun kemitraan dengan Indonesia, menjalin kerja sama dengan institusi seperti Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Nusa Cendana. Selain itu, universitas ini juga bekerja sama dengan beberapa kementerian di Indonesia.

Dalam sesi roundtable discussion, Sarah Gardiner menjelaskan komitmen Griffith University dalam memperluas kerja sama internasional, termasuk dengan universitas dan lembaga di Indonesia. “Griffith University merupakan lembaga pendidikan terkemuka dengan lebih dari 50 ribu mahasiswa dari lebih 130 negara, dan termasuk dalam 10 besar dunia untuk kategori sustainability versi QS Ranking,” ungkapnya.

Dubes Siswo Pramono juga menyampaikan orasi publik di hadapan dosen dan mahasiswa Griffith University, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam upayanya keluar dari middle income trap. “Untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, Indonesia membutuhkan tenaga kerja berkualitas. Dalam hal ini, kerja sama dengan Australia, khususnya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia, menjadi sangat strategis,” jelas Siswo.

Lebih lanjut, Dubes Siswo mengapresiasi Griffith University atas upayanya dalam menjalin hubungan intensif dengan Indonesia dan mengajak universitas tersebut untuk mempertimbangkan membuka kampus di Indonesia. Saat ini, terdapat tiga kampus Australia yang telah berdiri di Indonesia: Monash University, Western Sydney University, dan Deakin University. “Dengan reputasi dan rekam jejak Griffith University yang kuat, serta kedekatannya dengan Indonesia, kami mengundang Griffith University untuk berinvestasi dan membuka kampus di Indonesia,” tutup Siswo.

Perayaan 75 tahun hubungan Indonesia-Australia ini tidak hanya menandai pencapaian baru tetapi juga membuka peluang untuk masa depan yang lebih cerah dalam kerja sama pendidikan dan ekonomi antara kedua negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *