Dalam sambutannya, Menag Yaqut dengan bangga menekankan bahwa STAHN Jawa Dwipa adalah lembaga pendidikan tinggi keagamaan Hindu Negeri pertama di Pulau Jawa. Ini bukan hanya sebuah pembukaan institusi baru, tetapi juga simbol komitmen pemerintah dalam meningkatkan pendidikan agama Hindu serta mendukung keberagaman kepercayaan di Indonesia.
Hadirlah berbagai tokoh penting seperti Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, dan para pejabat eselon tinggi Kementerian Agama. Semua hadir untuk memberikan dukungan penuh terhadap visi STAHN Jawa Dwipa sebagai pusat keunggulan dalam pendidikan agama Hindu.
Menag Yaqut juga tak lupa untuk merilis Kitab Suci Agama Hindu Ramah Disabilitas, sebuah langkah progresif dalam memastikan akses yang adil terhadap kitab suci bagi umat Hindu penyandang disabilitas. Langkah ini diharapkan dapat memperluas ruang inklusivitas dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
STAHN Jawa Dwipa sendiri merupakan hasil alih status dari Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten, yang telah berproses selama lebih dari satu dekade. Keputusan untuk mengubah status ini diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia Hindu yang unggul, tidak hanya dalam kapasitas akademik, tetapi juga moral dan spiritual.
Dalam laporan dari Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, disebutkan bahwa STAHN Jawa Dwipa akan menjadi titik awal bagi generasi muda Hindu untuk mengejar pendidikan tinggi yang berkualitas, dengan memperhatikan kebutuhan khusus, seperti penyandang disabilitas.
Peresmian STAHN Jawa Dwipa bukan hanya sebuah upacara formal, tetapi sebuah janji baru bagi masa depan pendidikan keagamaan Hindu di Indonesia. Semoga dengan langkah-langkah progresif seperti ini, kita dapat melihat pertumbuhan yang lebih baik dalam pluralisme dan inklusivitas di tanah air kita yang kaya akan keberagaman ini.