
Mahasiswa UNAIR Sabet Juara Tiga di Policy Conference 2024 dengan Gagasan Pemberdayaan UMKM
Surabaya (educare.co.id) – Tiga mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih prestasi membanggakan dalam ajang Policy Conference 2024. Mereka adalah Muhammad Naufal Azka, Adil Salvino, dan Irfan Ahmad Yasin, yang berhasil meraih peringkat ketiga dalam kompetisi yang diadakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter Universitas Indonesia. Penghargaan ini diraih setelah melewati babak final pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Policy Conference merupakan kompetisi nasional dalam bidang pembuatan kebijakan untuk mengatasi berbagai tantangan. Tahun ini, tema yang diusung adalah Overcoming the Digital Divide: Advancing Equity and Inclusion for Sustainable Development. Dari beberapa subtema yang tersedia, tim UNAIR memilih subtema Tech-Driven Transformation: Breaking the Cycle of Poverty for Sustainable Development. Mereka mengajukan ide dengan judul Pemberdayaan UMKM melalui Transformasi Digital sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia.
Usulan Kebijakan untuk UMKM
Dalam proses penyusunan kebijakan, Adil Salvino menyatakan bahwa timnya menemukan hubungan erat antara kemiskinan dan ketenagakerjaan. Menurutnya, sebagian besar pekerja di sektor informal, termasuk pelaku UMKM, belum memperoleh hak-hak kerja yang layak. “Mereka yang bekerja di sektor informal itu ga dapat hak bekerja yang layak, seperti upah layak, jaminan sosial, hukum, dan lain sebagainya. Nah, yang informal itu kebanyakan di sektor UMKM.” ungkap Vino, dikutip dalam laman resmi Unair (30/12/2024).
Setelah menganalisis permasalahan, tim UNAIR mengusulkan kebijakan pemberdayaan UMKM melalui transformasi digital. Namun, Azka sebagai ketua tim menyoroti tiga tantangan utama dalam transisi ini: kesenjangan infrastruktur digital, kurangnya dukungan kebijakan untuk bersaing di pasar internasional, dan minimnya tenaga kerja dengan keahlian digital.
“Kita menawarkan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan supaya pemberdayaan UMKM bisa maksimal. Harapannya, masyarakat yang awalnya bekerja di sektor informal ini bisa bekerja di sektor formal supaya hak-haknya terpenuhi, sehingga mereka dapat kehidupan dengan layak,” ujar Azka.
Fokus pada Pasar Internasional
Tim UNAIR juga menekankan pentingnya memperluas peluang UMKM di pasar internasional.“Fokusnya juga bagaimana UMKM ga cuma di pasar domestik, tetapi juga menembus pasar ekspor. Jadi, kita menawarkan kebijakan agar UMKM ini dapat mengekspor produknya ke luar negeri,” jelas Vino