Mahasiswa Indonesia Dalami Riset di AS, Majukan Bahasa dan Musik Tradisional Indonesia

EduNews Edutainment

educare.co.id, Washington – Kekayaan budaya dan bahasa di Indonesia sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Dijelaskan  Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika Serikat, Rosan P. Roeslani, kekayaan ini termasuk musik tradisional dan setidaknya 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Selain itu, Indonesia juga memiliki beragam jenis musik tradisional dengan kekhasan masing-masing dari sisi teknik, cara penyajian, dan bentuk-bentuk instrumennya. Hal tersebut disampaikan Dubes Rosan pada kegiatan Bincang Karya (Bianka) secara virtual, Selasa (7/6).

Dilanjutkan Dubes Rosan, keberadaan ahli bahasa dan musik diharapkan mampu berperan aktif dalam mengajarkan, meneliti, dan memajukan Budaya Indonesia untuk masa depan.

Dijelaskan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Washington D.C., Popy Rufaidah, Bincang Karya (Bianka) merupakan serial webinar yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C. melalui Kantor Atdikbud Washington, D.C. bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Bianka kali ini dimoderatori Kepala Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Hasanudin, Nasmillah.

“Bianka digelar dengan tujuan meningkatkan jumlah mahasiswa, peneliti serta profesional Indonesia yang melanjutkan studi ke Amerika Serikat dengan beasiswa yang disediakan pemerintah, salah satunya, LPDP,” tutur Popy dalam kesempatan ini.

“Musik dan bahasa adalah penanda peradaban. Kami berharap, setelah ini, kolaborasi dapat terjalin antara peneliti maupun mahasiswa di Indonesia dengan peneliti di beberapa universitas terkemuka di Amerika Serikat dalam bidang Linguistik dan Musikologi, dalam rangka mendukung diplomasi kebudayaan melalui program Kemendikbudristek yang semakin mengglobal,” terang Atdikbud Popy.

Dukungan kepada kedua bidang ini juga disampaikan oleh Direktur Investasi LPDP, Mohammad Oriza. Oriza mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 700 awardee (penerima beasiswa) yang mengambil studi bidang linguistik dan ada 23 awardee di bidang musikologi.

“LPDP terus berkomitmen mendukung para ahli musik dan bahasa tanah air untuk meningkatkan kompetensinya dengan membuka tiga jenis beasiswa yang dapat diakses, yakni” Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Targeted, dan Beasiswa Reguler,” jelas Oriza.

Keprihatinan terhadap banyaknya bahasa lokal di Indonesia yang tidak terdokumentasikan dengan baik karena tidak memiliki sistem ejaan yang ajeg, di mana terdapat banyak versi penulisan kosakata, membuat Iqbal Nurul Azhar, calon doktor bidang Linguistik dari Arizona State University mengangkat topik tersebut dalam studinya.

“Riset saya berfokus pada perencanaan bahasa (language planning), khususnya perencanaan ortografi. Saya mungkin akan lebih spesifik ke Bahasa Madura karena kondisinya sedang kurang stabil. Penuturnya banyak tapi ejaannya masih tidak ajeg karena ada kompetisi dua versi ejaan yang menyebabkan masyarakat bingung memilih yang mana,” terang Iqbal.

Calon Master Bidang Bilingual, ESL, and Multicultural Education dari University of Massachusetts, Amherst, Imamatul Khair, menyajikan diskusi perbandingan antara pendidikan bilingual dan multilingual yang ada di Indonesia dan di Amerika Serikat.

Diterangkan Ima, salah satu contoh strategi pada pendidikan bilingual adalah guru mata ajar dapat mengintegrasikan pembelajaran bahasa dalam satu waktu atau kita sebut sebagai content-based language learning. “Selain agar memudahkan proses penerimaan bahasa, dengan strategi ini siswa dapat lebih mudah untuk menggunakan bahasa yang dipelajari secara bermakna,” papar Ima.

Sementara I Gde Made Indra Sadguna, Calon Doktor Bidang Musikologi dari Florida State University membagikan risetnya di mana dirinya menganalisis konsep improvisasi dalam permainan kendang dalam gamelan Gong Kebyar Bali.

“Saya memberikan pemahaman yang mendalam mengenai teknik permainan improvisasi dalam kendang Bali yang selama ini belum mendapatkan atensi serta analisis yang mendetail. Penemuan saya ini meredefinisikan pentingnya improvisasi dalam Gamelan Bali,” tutur Indra. Dikatakan Indra pula, bahwa penelitiannya ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang tidak saja ahli secara teoritis namun juga secara praktik.

Dalam kesempatan ini, turut hadir perwakilan universitas tempat para mahasiswa Indonesia ini studi. Dikatakan Associate Dean for Academic Affairs and Director of Graduate Studies College of Music, Florida State University, Michael Thrasher, bahwa College of Music di kampusnya adalah salah satu sekolah musik berbasis universitas terbesar di negara tersebut.

“Kami menawarkan program yang kuat untuk mahasiswa internasional, termasuk beberapa sumber daya yang sangat bagus yang kami miliki di kampus, the Center for Global Engagement, yang dirancang untuk membantu siswa internasional menyesuaikan diri dengan budaya di Amerika Serikat, menyediakan dukungan untuk tesis dan sebagainya untuk membantu mereka mendapatkan tempat di sini,” ungkap Michael.

Disampaikan Michael, kampusnya memiliki pusat pembelajaran Bahasa Inggris intensif yang berguna untuk membantu mahasiswa mempersiapkan penulisan akademik tingkat mahir dalam Bahasa Inggris.

Sementara itu, Department Chair of Teacher Education and Curriculum Studies College of Education dari University of Massachusetts, Amherst, Betsy McEneaney, menjelaskan ragam program yang institusinya tawarkan sekaligus juga beberapa anggota fakultasnya beserta bidang riset yang menjadi keahlian masing-masing.

“Profesor Ivon Arroyo berada di Grup Teknologi Matematika, Sains dan Pembelajaran, Profesor Ysaaca Axelrod bekerja dengan konteks anak usia dini. Dia benar-benar fokus pada anak-anak bilingual pada anak-anak non-bilingual, dan bagaimana kemampuan bilingual mereka membentuk identitas mereka, serta Maria Luisa de Stefano, dia benar-benar fokus juga pada pendidikan bilingual dan banyak bidang yang berbeda,” terang Betsy.

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua MRPTNI, Jamal Wiwoho, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Atdikbud Washington D.C.  “Bidang bahasa dan musik merupakan bidang yang juga perlu diberi dukungan demi meningkatkan skill para ahli bahasa dan musikolog sehingga dapat membantu berkontribusi dalam pendidikan di Indonesia khususnya terkait pembelajaran bilingual yang memang menjadi tren di Indonesia serta terkait pelestarian budaya bangsa, yakni bahasa daerah dan musik tardisional,” ungkap Jamal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *