
Wamendikdasmen Dorong Pendidikan Berkualitas dan Berkarakter Melalui Sinergi Nasional
Bogor (educare.co.id) – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bogor, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkomitmen mewujudkan pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun sistem pendidikan nasional yang inklusif.
“Kita harus kembali ke pondasi pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan yang bermutu untuk semua. Ini bukan hanya cita-cita, tetapi sebuah keharusan dalam upaya kita membangun bangsa yang berdaya saing,” ujar Wamen Atip saat memberikan sambutan dalam acara Lokakarya Pembangunan Ramah Keluarga bertema “Urgensi Kebijakan dan Implementasi Rekomendasi Pembangunan Ramah Keluarga (PRK) dalam Mewujudkan Keluarga dan Bangsa Berketahanan” di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (14/12). Dikutip dalam laman resmi Kemdikbud (17/12).
Dalam kesempatan tersebut, Wamen Atip menekankan pentingnya mengubah paradigma pendidikan dari sekadar “bersekolah” menjadi “belajar.” Ia menjelaskan bahwa sekolah hanyalah salah satu sarana untuk belajar, tetapi proses pendidikan sejati berlangsung sepanjang hayat dan mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk peran penting keluarga.
“Keluarga adalah jangkar utama pendidikan. Kebiasaan baik yang ditanamkan di rumah akan membentuk karakter anak secara berkelanjutan,” terangnya.

Sebagai upaya memperkuat karakter anak, Wamen Atip mengumumkan rencana untuk mendeklarasikan “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” pada 27 Desember mendatang. Kebiasaan tersebut mencakup bangun pagi, beribadah, berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, semangat belajar, aktif bersosialisasi, dan tidur tepat waktu.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun karakter anak sejak dini, dimulai dari keluarga sebagai institusi pendidikan pertama,” jelasnya.
Pembelajaran Menyenangkan untuk Literasi dan Matematika
Merespons rendahnya skor Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA), Wamen Atip menekankan perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih menyenangkan, terutama untuk mata pelajaran sains dan matematika.
“Matematika sering kali dianggap menakutkan oleh siswa. Oleh karena itu, kita harus menghadirkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami. Ini bukan hanya tugas guru, tetapi juga peran keluarga untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,” katanya.
Kolaborasi dari Semua Pihak Untuk Pendidikan Berkualitas
Sebagai penutup, Wamen Atip menekankan pentingnya kerja sama seluruh pemangku kepentingan termasuk keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah pun akan terus melakukan perbaikan, termasuk revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan mengintegrasikan regulasi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dalam satu kerangka hukum yang utuh.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita bangun sinergi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kuat dan bermartabat sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita,” tutupnya.