Merah Putih: One for All — Film Edukasi yang Tersandung Isu Kreativitas Lokal
educare.co.id, Jakarta, Agustus 2025 – Film animasi Merah Putih: One for All, yang dirilis menjelang Hari Kemerdekaan dan mengusung tema persatuan serta pendidikan kebangsaan, menuai kritik luas dari publik. Meski membawa pesan positif untuk menanamkan nilai nasionalisme pada generasi muda, kualitas visual dan proses produksinya dianggap tidak sebanding dengan anggaran yang mencapai Rp6,7 miliar.
Sejumlah penonton menyoroti penggunaan aset visual siap pakai yang dinilai kurang mencerminkan identitas budaya Indonesia. Kritik juga diarahkan pada proses pengerjaan yang dinilai terburu-buru sehingga animasinya tampak kaku dan minim ekspresi. Hal ini memunculkan pertanyaan besar tentang sejauh mana produksi film ini memanfaatkan kreativitas dan keterampilan anak bangsa.
Padahal, dengan cerita yang menampilkan kerja sama antar anak dari berbagai daerah untuk menjaga bendera pusaka, film ini memiliki potensi besar sebagai media pendidikan karakter. Namun, eksekusi teknis yang dinilai lemah justru menutupi pesan edukatif tersebut.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menilai masukan publik harus dijadikan evaluasi penting bagi industri animasi lokal. Ia mendorong agar karya-karya bertema pendidikan di masa depan tidak hanya mengandalkan ide besar, tetapi juga dikerjakan dengan kualitas dan sentuhan kreatif yang benar-benar merepresentasikan identitas bangsa.
Kontroversi ini menjadi pengingat bahwa film pendidikan membutuhkan keseimbangan antara pesan moral yang kuat dan eksekusi artistik yang mumpuni, agar mampu memberi inspirasi sekaligus kebanggaan bagi masyarakat. (SCP)
