Aksi Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pembelajaran Bagi Negara-Negara ASEAN
educare.co.id, Jakarta –
Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dalam aksi konservasi keanekaragaman hayati, yang dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi negara-negara ASEAN. Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, pemerintah Indonesia telah menaruh perhatian serius pada konservasi alam, sambil memberikan dukungan untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat melalui kegiatan ekonomi produktif.
Dua contoh praktik terbaik dari Indonesia dalam konservasi keanekaragaman hayati adalah ASEAN Heritage Park Gunung Leuser dan ASEAN Heritage Park Way Kambas. Kedua kawasan ini, yang juga merupakan Taman Nasional, telah berhasil mengembangkan produk lokal seperti madu, gula aren, kerajinan eco-print, dan makanan lokal lainnya melalui dukungan dari Small Grants Programme (SGP) oleh ASEAN Centre for Biodiversity (ACB). Produk-produk ini dijual di pasar lokal dan ditawarkan kepada wisatawan di daerah penyangga ASEAN Heritage Park, seperti yang di rilis dari laman menlhk.go.id.
Salah satu kunci keberhasilan adalah kemitraan antara ASEAN Heritage Park, LSM, dan pemerintah daerah dari tingkat desa hingga provinsi dalam mendukung konservasi. Inisiatif seperti pembentukan Tim Gugus Tugas untuk mengatasi konflik manusia-satwa liar dan program pariwisata terpadu di taman nasional dan desa-desa penyangga telah memberikan dampak positif.
Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam perlindungan satwa liar juga ditekankan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik KLHK, Indra Exploitasia. Masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam patroli, pembangunan database, dan kegiatan lain yang mendukung konservasi, sambil menerapkan program peningkatan mata pencaharian alternatif, seperti wisata berbasis satwa liar dan program kemitraan masyarakat.
SGP di Indonesia telah mencapai pencapaian yang baik, termasuk survei satwa liar dan keanekaragaman hayati spesies kunci, kegiatan restorasi ekosistem yang berkontribusi dalam mengatasi konflik manusia-satwa liar dan konflik tenurial, serta pengembangan ekowisata sebagai sumber pendapatan alternatif.
Forum yang diadakan juga bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran dari proses implementasi SGP di Indonesia. Harapannya, contoh-contoh sukses ini dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara ASEAN lainnya, terutama Myanmar dan Vietnam, untuk mengadopsi pendekatan yang sesuai dengan kekhususan dan keunikan dari masing-masing ASEAN Heritage Park. Dengan kerja sama bersama, negara-negara ASEAN dapat berkontribusi dalam perlindungan dan pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan ASEAN.
Indonesia memiliki tujuh Taman Nasional yang menjadi ASEAN Heritage Park, yaitu TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN Way Kambas, TN Kepulauan Seribu, TN Wakatobi, TN Bantimurung Bulusaraung, dan TN Lorentz.
Dalam forum ini, ACB Programme Director, Clarissa Arida, berharap bahwa apa yang telah berhasil dicapai melalui implementasi SGP di Indonesia dapat diadopsi oleh wilayah lain di Indonesia atau di ASEAN Heritage Park lainnya, terutama Myanmar dan Vietnam. Semoga pengalaman ini dapat menjadi contoh yang bermanfaat dalam upaya melindungi kekayaan alam kawasan ASEAN secara berkelanjutan.